Duterte Tepis Spekulasi Kesehatannya yang Memburuk

Baca Juga

MATA INDONESIA, MANILA – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte kembali muncul di hadapan publik pada Senin (12/4) setelah absen selama hampir dua pekan. Kemunculannya itu sekaligus menepis spekulasi tentang kesehatannya yang dilaporkan memburuk.

Duterte yang belum divaksinasi COVID-19, melanjutkan pidato mingguannya di televisi. Dalam pidato tersebut, ia menepis rumor bahwa kesehatannya menurun dan pemerintah berusaha menyembunyikan kondisinya.

“Jika Anda mengatakan bahwa saya menderita penyakit yang menghalangi saya untuk menjalankan kekuasaan kepresidenan, tidak ada,” tegas Duterte, menanggapi kekhawatiran tersebut, melansir Reuters.

Duterte terakhir kali muncul di televisi pada 29 Maret. Ia sempat membatalkan pidatonya yang dijadwalkan pada 7 April menyusul laporan 100 stafnya dinyatakan positif terinfeksi virus corona, termasuk beberapa pengawalnya.

Untuk membuktikan Duterte baik-baik saja, ajudan terdekatnya, Christopher “Bong” Go, seorang senator, memposting gambar di media sosial presiden bermain golf, mengendarai sepeda motor, dan jogging di istana presiden selama akhir pekan.

“Alasan saya bisa mengayunkan (tongkat golf) dan mengendarai sepeda motor adalah karena saya masih bisa,” sambung presiden berusia 76 tahun itu.

Tersiar kabar bahwa Duterte menderita masalah punggung, migrain akibat kerusakan saraf setelah kecelakaan sepeda motor, kerongkongan Barrett, yang berdampak pada tenggorokannya, dan penyakit Buerger karena Duterte merupakan perokok berat.

Sang putri, yang merupakan Walikota Davao Sara Duterte-Carpio, membenarkan bahwa ayahnya telah terbang ke Singapura bersama dengan putranya, seorang pengasuh, dan seorang pengawal. Akan tetapi, ia menolak untuk mengatakan mengapa dia melakukan perjalanan itu.

Hal itu memicu spekulasi bahwa Duterte sendiri mungkin berada di Singapura setelah menderita stroke ringan. Rumor mengenai meninggalnya Duterte pun sempat santer di Filipina.

Filipina sedang memerangi salah satu wabah virus korona terburuk di Asia, dengan rumah sakit di ibu kota Manila kewalahan di tengah rekor infeksi harian, sementara pihak berwenang menghadapi penundaan pengiriman vaksin COVID-19.

Pemerintah Filipina menghadapi kritik baru atas penanganan pandemi virus corona setelah lonjakan infeksi COVID-19 yang memaksa pihak berwenang kembali menerapkan pembatasan yang lebih ketat di wilayah Manila dan di provinsi terdekat selama dua pekan ke depan.

Sejak COVID-19 ditetapkan sebagai pandemi global, Filipina telah mencatat lebih dari 876 ribu kasus positif dan sebanyak 15 ribu jiwa meninggal dunia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Serentak Diharapkan Jadi Pendorong Inovasi dalam Pemerintahan

Jakarta - Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024, diharapkan dapat mendorong inovasi serta memperkuat sinkronisasi...
- Advertisement -

Baca berita yang ini