MATA INDONESIA, MANILA – Bukan di ring tinju, Presiden Rodrigo Duterte meminta Emmanuel “Manny” Pacquiao melawan para koruptor yang bersemayam di tubuh pemerintahan.
Sebagaimana diketahui, petinju legendaris Filipina itu diproyeksikan menjadi penerus Presiden Duterte. Namun, belakangan Pacquiao yang mengalahkan Floyd Mayweather Jr pada 2 Mei 2015 itu juga terbilang vokal dalam mengkritik kebijakan pemerintah.
Pernyataan tersebut merupakan babak terakhir dalam perang kata-kata yang mengejutkan antara Presiden Duterte dan Pacquiao –yang dianggap sebagai salah satu pendukung terkuatnya.
Presiden Duterte dengan berapi-api mengatakan Pacquiao telah mengkritik korupsi di dalam pemerintahannya. Ia pun meminta sang petinju untuk membongkarnya, apabila tidak mampu maka Duterte akan mengekspos Pacquiao sebagai pembohong.
“Saya tidak mengatakan tidak ada korupsi, jadi ungkapkan. Jika Anda tidak melakukan itu, saya akan mengekspos Anda setiap hari sebagai pembohong … Saya mengenal Anda sejak dulu,” kata Duterte dalam pidato nasional, melansir Reuters, Selasa, 29 Juni 2021.
Dengan melontarkan sumpah serapahnya, Presiden Duterte mengatakan jika Pacquiao tidak mengungkapkan korupsi, maka dia akan bermain politik dan berjanji untuk mengambil tindakan terhadap pejabat yang bersalah.
Tidak jelas, siapa pejabat yang melakukan korupsi yang dimaksud Pacquiao. Sang petinju juga belum berbicara secara terbuka mengenai tuduhan korupsi tingkat tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Sebagai catatan, Pacquiao telah lama menjadi salah satu pendukung terkuat Duterte, yakni sejak kemenangan dalam pemilihan umum tahun 2016. Pacquiao juga turut mendukung perang berdarahnya terhadap narkoba, dan upaya untuk menerapkan kembali hukuman mati.
Namun kabar yang berembus, setelah menjadi petinggi Partai PDP-Laban (pengusung Duterte), Pacquiao tidak disukai lagi oleh para loyalis.
Awal bulan ini, sang presiden mengkritik pengetahuan kebijakan luar negeri Pacquiao yang dangkal, setelah sang senator mengatakan sikap Filipina di Laut China Selatan kurang tegas dan mengecewakan.
Terlepas dari sikap pro-Cina yang kontroversial, perang terhadap narkoba yang telah menewaskan ribuan tersangka pengedar narkoba, dan kritik publik atas lambannya penanganan pemerintah terhadap virus corona, Presiden Duterte tetaplah sosok populer di Filipina. Sekutu politiknya bahkan mendesaknya untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden ketika masa jabatannya berakhir.