Dunia Berpotensi Alami Gangguan Komunikasi Karena Matahari

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Empat tahun lagi dunia berpotensi mengalami gangguan komunikasi karena saat itu merupakan puncak aktivitas matahari. Hal itu diungkapkan Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Rhorom Priyatikanto.

Puncak aktivitas matahari di 2024 diperkirakan hampir sama dengan peristiwa 2013 dan 2014.

“Ketika matahari berada pada fase puncak atau maksimum aktivitasnya akan tinggi, potensi badai matahari tinggi dan cukup sering terjadi letupan di permukaan matahari,” kata peneliti astronomi dan astrofisika pada Pusat Sains Antariksa Lapan Rhorom Priyatikanto kepada Antara di Jakarta, Selasa.

Peristiwa itu akan berakibat pada gangguan komunikasi radio dan gangguan terhadap satelit di bumi.

Badai matahari pada fase puncak aktivitas matahari itu juga akan mengakibatkan penebalan atmosfer yang memicu satelit cepat jatuh. Tetapi, tidak ada dampak secara langsung pada kehidupan masyarakat awam.

Menurutnya, seperti dilansir antara puncak aktivitas matahari pada 2024 itu diperkirakan tidak terlalu tinggi sehingga tidak ada pengaruh signifikan terhadap bencana alam di bumi.

Sementara pada saat ini, sedang berlangsung fase minimum matahari yang merupakan kondisi periodik 11 tahunan. Dalam fase ini matahari dalam kondisi tenang. Pada fase minimum matahari, tidak muncul bintik matahari.

Fase minimum matahari itu tidak menyebabkan bencana alam di bumi.

Rhorom menuturkan fase minimum matahari ini tidak berkaitan dengan aktivitas vulkanik atau membuat gunung meletus.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini