MINEWS.ID, JAKARTA – Nilai tukar mata uang rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS) diramalkan akan berbalik melemah pada perdagangan Kamis 19 September 2019.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa mata uang Garuda akan melemah di kisaran Rp 14.035 hingga Rp 14.120 per dolar AS.
Sebagai perbandingan, kemarin rupiah ditutup menguat pada level Rp14.066 per dolar AS atau naik 0,24 persen.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa penguatan rupiah masih akan dibayangi oleh harga minyak dunia yang turun 6 persen, usai pemerintah Arab Saudi mengatakan kerajaan telah memulihkan produksi minyak Saudi Aramco.
“Investor juga mengantisipasi rencana kebijakan bank sentral AS The Federal Reserves (The Fed) yang akan memangkas suku bunga acuan 25 basis poin pada pertemuan komite pasar federal terbuka (FOMC),” ujar dia kemarin sore.
Namun, di sisi lain, kata Ibrahim, investor juga agak ragu dengan pelonggaran moneter The Fed setelah data penjualan ritel dan sentimen konsumen yang lebih kuat dari perkiraan.
Selain itu, pelaku pasar juga masih mengantisipasi pertemuan AS dengan China terkait kesepakatan dagang.
“Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa AS dapat mencapai kesepakatan dengan China sebelum pemilihan presiden AS,” kata dia.