MINEWS, JAKARTA-Posisi teratas kembali diduduki oleh DKI Jakarta soal kualitas udara terburuk di dunia. Data AirVisual menunjukan pada pukul 6.27 WIB, indeks kualitas udara atau air quality index (AQI) Jakarta sebesar 163.
Posisi kedua, kota dengan kualitas terburuk kedua adalah Tashkent, Uzbekistan dengan AQI 157 disusul Lahore, Pakistan dengan AQI 157. Ranking polusi ini tidak tetap dan dapat berubah sewaktu-waktu.
Adapun konsentrasi partikel polutan di Jakarta sangat kecil dengan diameter kurang dari 2,5 mikrometer atau PM2.5, yang merupakan salah satu indikator pencemaran udara, mencapai 71 mikrogram per meter kubik.
Kualitas udara terburuk berada di kawasan Pagadungan, Kalideres, Jakarta Barat dengan AQI sebesar 180 disusul Rawamangun, Jakarta Timur dengan AQI 169, dan US embassy in soauth Jakarta dengan AQI 166.
AQI merupakan indeks yang menggambarkan tingkat keparahan kualitas udara di suatu daerah. AQI dihitung berdasarkan enam jenis polutan utama, yaitu PM 2,5, PM 10, karbon monoksida, asam belerang, nitrogen dioksida, dan ozon permukaan tanah.
Rentang nilai dari AQI adalah 0-500. Makin tinggi nilainya berarti makin tinggi tingkat polusi udara di wilayah tersebut. Skor 0-5 berarti kualitas udara bagus, 51-100 berarti moderat, 101-150 tidak sehat bagi orang yang sensitif, 151-200 tidak sehat, 201-203 sangat tidak sehat, dan 301-500 ke atas berarti berbahaya.
AirVisual merekomendasikan agar kelompok sensitif mengurangi aktivitas di luar ruangan. Setiap orang perlu mengenakan masker polusi. Ventilasi tidak dianjurkan. Pemurni udara perlu dinyalakan bila udara dalam ruangan tidak sehat.