MATA INDONESIA, PENTAGON – Seorang petugas kepolisian Pentagon, Amerika Serikat (AS) tewas usai ditikam pada Selasa (3/8) selama ledakan kekerasan di pusat transit di luar gedung dan satu petugas lainnya tewas di peron bus.
Pelaku penikaman berhasil ditembak oleh penegak hukum dan tewas di tempat kejadian. Akibat insiden tersebut, Pentagon yang merupakan markas besar militer AS, untuk sementara dikunci.
“Kekerasan berikutnya, yang termasuk serangkaian tembakan, mengakibatkan beberapa korban,” kata Woodrow Kusse, Kepala Badan Perlindungan Angkatan Pentagon, yang bertanggung jawab atas keamanan di fasilitas tersebut, melansir Associated Press, Rabu, 4 Juli 2021.
Kematian petugas dan tersangka pertama kali dikonfirmasi oleh pejabat yang enggan menyebutkan namanya. Departemen Kepolisian Kabupaten Fairfax juga mentweet belasungkawa atas kematian petugas tersebut. Para pejabat mengatakan mereka yakin dua pengamat terluka.
Tersangka diidentifikasi oleh beberapa petugas penegak hukum sebagai Austin William Lanz, 27, dari Georgia. Berdasarkan kronologi, petugas itu disergap oleh Lanz, yang berlari ke arahnya dan menikamnya di leher, menurut dua petugas penegak hukum.
Petugas yang menanggapi langsung menembak dan Lanz tewas seketika. Penyelidik masih berusaha mendalami motif serangan dan menggali latar belakang Lanz, termasuk kemungkinan riwayat penyakit mental atau alasan apa pun yang mungkin dia inginkan untuk menargetkan Pentagon atau petugas polisi.
“Lanz telah mendaftar di Korps Marinir AS pada Oktober 2012 tetapi dipisahkan secara administratif, kurang dari sebulan kemudian dan tidak pernah mendapatkan gelar Marinir,” kata Korps dalam sebuah pernyataan.
Episode ini menggetarkan saraf suatu wilayah yang sudah siap untuk waspada terhadap kekerasan dan penyusup potensial di luar gedung-gedung pemerintah federal, terutama setelah kerusuhan 6 Januari di Capitol Hill.
Sementara pihak FBI mengonfirmasi bahwa meremka tengah menyelidi dan memastikan tidak ada ancaman lain terhadap publik. Meski begitu, FBI masih enggan mengungkapkan motif dari penyerangan tersebut.
Menteri Pertahanan AS, Llyod Austin menyatakan belasungkawa dan memastikan bendera di Pentagin akan dikibarkan setengah tiang.
“Petugas yang gugur ini meninggal dalam menjalankan tugas, membantu melindungi puluhan ribu orang yang bekerja di – dan yang mengunjungi – Pentagon setiap hari. Kematian tragis hari ini adalah pengingat akan bahaya yang mereka hadapi dan pengorbanan yang mereka lakukan.
Kami selamanya berterima kasih atas layanan itu dan keberanian yang diberikannya,” kata Austin dalam sebuah pernyataan. Tahun 2010, dua petugas dari Badan Perlindungan Angkatan Pentagon terluka ketika seorang pria bersenjata mendekati mereka di area pemeriksaan keamanan. Para petugas, yang selamat, membalas tembakan, melukai pria bersenjata itu, yang diidentifikasi sebagai John Patrick Bedell.