MATA INDONESIA, JAKARTA-Sedikitnya 32 orang meninggal dunia dan 66 orang luka-luka usai dua kereta di Mesir Selatan tabrakan dan menyebabkan tiga gerbong penumpang terbalik. Hal itu dilaporkan oleh otoriats Kesehatan Mesir pada Jumat 26 Maret 2021.
Puluhan ambulans bergegas ke tempat kejadian di provinsi selatan Sohag. Sedikitnya 50 orang terluka dipindahkan ke empat rumah sakit terdekat.
Otoritas Kereta Api Mesir mengatakan, kecelakaan itu terjadi ketika seseorang mengaktifkan rem darurat kereta penumpang yang sedang menuju ke kota Mediterania, Alexandria.
Keputusan itu tersebut menyebabkan kereta berhenti tiba-tiba dan ditabrak dari belakang oleh kereta lain yang datang. Tabrakan tersebut menyebabkan dua gerbong dari kereta pertama terjungkal.
Sistem perkeretaapian Mesir memiliki sejarah peralatan yang dirawat dengan buruk dan manajemen yang buruk. Angka resmi menunjukkan bahwa 1.793 kecelakaan kereta terjadi pada 2017 di seluruh negeri.
Pada 2018, sebuah kereta penumpang tergelincir di dekat kota selatan Aswan, melukai sedikitnya enam orang dan mendorong pihak berwenang untuk memecat kepala perkeretaapian negara itu.
Pada tahun yang sama, Presiden Abdel-Fattah el-Sissi mengatakan, pemerintah kekurangan sekitar 250 miliar pound Mesir untuk merombak sistem rel yang rusak.
El-Sissi berbicara sehari setelah kereta penumpang bertabrakan dengan kereta kargo, menewaskan sedikitnya 12 orang, termasuk seorang anak-anak.
Setahun sebelumnya, dua kereta penumpang bertabrakan di luar kota pelabuhan Mediterania di Alexandria, menewaskan 43 orang. Pada 2016, setidaknya 51 orang tewas ketika dua kereta komuter bertabrakan di dekat Kairo.
Kecelakaan kereta api paling mematikan di Mesir terjadi pada 2002. Ketika itu lebih dari 300 orang tewas saat kebakaran meletus dalam kereta cepat yang melakukan perjalanan dari Kairo ke Mesir selatan.