MATA INDONESIA, JAKARTA-Peringatan dini dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait gelombang tinggi yang berpeluang terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 18-19 November 2020.
Kepala Bidang Humas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Taufan Maulana mengatakan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari Timur Laut-Tenggara dengan kecepatan berkisar 3-20 knot sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya dari Timur Laut-Tenggara dengan kecepatan 3-25 knot.
“Kecepatan angin tertinggi terpantau di Perairan selatan Banten-Jawa Barat, Samudra Hindia barat Lampung-selatan Banten dan Laut Arafuru bagian timur. Kondisi ini mengakibatkan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut,” kata Taufan dalam keterangannya, Rabu 18 November 2020.
Kondisi tersebut mengakibatkan peningkatan gelombang setinggi 1,25 hingga 2,50 meter.yang berpeluang terjadi di beberapa perairan seperti Perairan utara Sabang, Perairan barat Aceh, Perairan barat Kep. Simeulue-Nias, Perairan Bengkulu, Teluk Lampung bagian selatan, Perairan P. Sawu-P. Rotte, Selat Sumba bagian barat, Selat Sape bagian selatan, Laut Sawu, Selat Ombai, Laut Natuna utara, Perairan Kep. Anambas-Natuna, Laut Jawa bagian tengah – timur, Selat Makasar bagian selatan
Perairan selatan Kep. Tanimbar, Samudra Hindia selatan P. Sawu – P. Rotte, Laut Sulawesi, Perairan Kep. Sangihe-Talaud, Laut Maluku bagian utara, Perairan Halmahera barat bagian utara, Perairan P. Morotai, Laut Halmahera, Perairan utara Papua barat-P. Biak, Samudra Pasifik utara Halmahera-Papua.
Kemudian, gelombang yang lebih tinggi kisaran 2,50-4,0 meter berpeluang terjadi di beberapa perairan Indonesia lainnya, diantaranya adalah Perairan barat Kep. Mentawai, Perairan P. Enggano, perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Samudra Hindia barat Sumatra, Perairan selatan Jawa – Sumba, Selat Bali – Lombok – Alas bagian selatan, Samudra Hindia selatan Jawa – NTT.
Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m).
Kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m), dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m).
“Mohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” katanya.