MATA INDONESIA, JAKARTA – Digoyang dua demonstrasi penolakan omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja (Ciptaker), ekonomi Indonesia tetap kuat. Setidaknya jika menyimak transaksi pasar uang, Rabu 14 Oktober 2020 yang membuat nilai tukar rupiah menguat 59 poin.
Analis Asia Valbury Futures, Lukman Leong, mengungkapkan secara umum menunjukkan sentimen dalam negeri masih positif.
Pada penutupan pasar uang, rupiah diperjualbelikan dengan harga Rp 14.743 per dolar AS dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 14.802 per dolar AS.
Seperti dilansir Antaranews, Lukman menilai kondisi tersebut membuktikan aksi demonstrasi hingga perbuatan anarkis tidak mempengaruhi volatilitas rupiah terhadap dolar AS.
“Kondisi itu menjaga rupiah bertahan di area positif meski kenaikan rupiah pada sore ini tidak sebesar tadi pagi,” ujar Lukman.
Menguatnya nilai tukar rupiah menurut dia juga sebagai akibat negosiasi langkah-langkah stimulus terbaru di AS menjadi perhatian utama investor. Diketahui Ketua DPR AS Nancy Pelosi menolak proposal Gedung Putih senilai 1,8 triliun dolar AS.
Sementara, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan intervensi Bank Indonesia turut menjaga pergerakan rupiah berada di area positif.
Pada perdagangan sesi pagi, rupiah seperti diperjualbelikan di angka Rp 14.695 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.802 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan rupiah melemah menjadi Rp 14.780 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.793 per dolar AS.