Dua Bulan Lagi Vaksin Booster Mulai Diberikan Kepada Non Nakes, Tetapi Bukan untuk Masyarakat Umum

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kurang dari dua bulan lagi, pemberian vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster akan dilakukan tetapi tidak untuk umum, khusus diberikan kepada lansia.

Itu pun jika cakupan vaksinasi dosis pertama dan kedua untuk kelompok lansia harus ditingkatkan hingga sekitar 60 persen.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, Selasa 16 November 2021.

“Saat ini, pemerintah masih fokus menaikkan capaian vaksinasi dosis pertama dan kedua untuk kelompok lansia,” ujar Nadia.

Menurut Nadia, prioritas vaksinasi dosis ketiga diberikan kepada lansia karena lansia penyumbang terbesar kasus kematian akibat Covid-19 seperti terjadi di Singapura, sehingga kelompok usia tersebut harus diprioritaskan mendapat booster.

Penyuntikkan booster tersebut baru dilakukan jika, vaksinasi dosis pertama untuk lansia sudah mencapai 70 persen dan dosis kedua 60 persen.

Saat ini, baru 9,5 juta lansia atau 44 persen yang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama. Badan Kesehatan Dunia (WHO) belum merekomendasikan vaksinasi dosis ketiga untuk lansia. Apalagi, keterbatasan vaksin Covid-19 dirasakan berbagai negara menengah ke bawah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Danantara Terus Jajaki Peluang Investasi ke Luar Negeri

Oleh: Irfan Nurmaji)* Badan Pengelola Investasi (BPI) Dana Anagata Nusantara (Danantara) terusmenunjukkan langkah progresif dalam memperluas investasinya ke kancahinternasional. Sebagai entitas strategis yang bertugas mendorong pertumbuhanekonomi nasional, Danantara tidak hanya fokus pada pembiayaan dalam negeri, tetapi juga menjajaki peluang investasi di luar negeri sebagai bagian dari strategi jangka panjang. Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani, mengatakan investasiadalah komponen krusial untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasionalsebesar 8 persen, sebagaimana telah dicanangkan oleh pemerintahan PresidenPrabowo Subianto. Strategi ini dianggap selaras dengan visi besar Indonesia untukmenjadi kekuatan ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi nasional yang stabil di kisaran 5 persen, hasil dari pondasikuat era Presiden Jokowi, menjadi titik tolak untuk akselerasi menuju target ambisius8 persen di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Namun, guna melompat ke level berikutnya, dibutuhkan akselerasi melalui investasi yang lebihagresif dan terarah, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Menurut struktur pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dikemukakan Rosan Roeslani, kontribusi investasi menempati posisi kedua setelah konsumsi dalamnegeri. Dengan komposisi 29 persen, investasi menjadi penopang utama yang memiliki potensi akseleratif paling realistis dalam situasi ekonomi global saat ini. Sebagai lengan investasi pemerintah, Danantara mengelola dana yang bersumberdari dividen perusahaan-perusahaan BUMN. Dana ini harus dioptimalkan untukmenghasilkan imbal hasil yang maksimal dan memberikan manfaat jangka panjangbagi perekonomian Indonesia. Dalam konteks globalisasi ekonomi, Danantara tidak hanya berperan sebagaipemodal dalam negeri, tetapi juga siap menjadi pemain global. Rencana untukmengalokasikan 20 persen dari total portofolio investasi ke luar negeri merupakanlangkah strategis untuk meningkatkan daya saing dan memperluas jaringan ekonomiIndonesia di pasar internasional. Rosan Roeslani menargetkan bahwa total investasi Danantara, baik dalam maupunluar negeri, dapat mencapai 35 persen dari struktur pertumbuhan ekonomi nasional. Ini berarti terdapat potensi dana sekitar US$185 miliar yang bisa dioptimalkan dalamkurun waktu lima tahun ke depan. Investasi luar negeri menjadi strategi aktif untuk memperluas pengaruh ekonomiIndonesia secara global, sekaligus menunjukkan kepercayaan diri nasional dalambersaing di kancah internasional. Dengan memilih sektor-sektor yang prospektif, Danantara dapat menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi bangsa. Peran Danantara juga sangat vital dalam mengurangi ketergantungan pemerintahterhadap mekanisme Penyertaan Modal Negara (PMN). Dengan memilikikewenangan untuk menyuntik modal secara langsung ke BUMN, Danantara mampumempercepat proses penguatan korporasi nasional secara lebih efisien dan profesional. Chief...
- Advertisement -

Baca berita yang ini