MATA INDONESIA, JAKARTA-Saat ini pemerintah terus mendorong investasi lebih besar untuk mendukung agenda ekonomi hijau (green economy) di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal.
“Hal itu dilakukan untuk memulihkan ekonomi agar menjadi lebih kuat dan tangguh serta mempercepat pembangunan berkelanjutan,” kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki.
Menurutnya, mengadopsi ekonomi hijau mungkin tampak menantang, tetapi hal itu mungkin dilakukan karena banyak UMKM lokal sudah mempraktikkannya dengan nilai tradisional dan kearifan lokal.
Menurutnya, pandemi covdi-19 selama dua tahun terakhir mendorong Indonesia untuk memanfaatkan ekonomi hijau.
Berdasarkan studi World Economy Forum tahun 2020, diprediksi sektor ekonomi hijau menghasilkan peluang bisnis sebesar USD10 juta dan 395 juta lapangan pekerjaan pada tahun 2030 di seluruh dunia.
“Pandemi yang kita hadapi selama dua tahun mendorong pentingnya mengadopsi bisnis yang mengedepankan keberlanjutan lingkungan,” katanya.
Dia menjelaskan, banyak pelaku bisnis dianggap enggan mengadopsi ekonomi hijau karena pertimbangan model teknis yang kompleks dan biaya produksi yang tinggi.
Meski begitu, sebuah penelitian menyatakan penggunaan sumber daya ekonomi hijau di sektor industri dapat menghemat pengeluaran sebesar lebih dari USD600 miliar per tahun di Eropa saja.