Donald Trump Belum Menyerah dari Rivalnya, Joe Biden

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Untuk yang pertama kalinya sejak kalah dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS), Presiden Donald Trump tampil dalam sebuah acara televisi. Dalam acara tersebut, Trump mengindikasikan bahwa dia tak pernah menyerah kepada rivalnya, Joe Biden.

“Ini tidak seperti Anda akan berubah pikiran. Pikiran saya tidak akan berubah dalam enam bulan,” tegas Trump kepada pewawancara Fox News, Maria Bartiromo, melansir English al Arabiya, Senin, 30 November 2020.

Seperti sebelumnya, Trump kembali mengatakan bahwa Pilpres AS yang diselenggarakan 3 November lalu penuh kecurangan. Lagi-lagi politisi sekaligus konglomerat tersebut tak menyertakan bukti untuk tuduhannya.

“Pemilu ini curang. Pemilu ini benar-benar penuh kecurangan. Kami memenangkan pemilu dengan mudah,” sambungnya.

Dalam wawancara berdurasi 45 menit, sebagian besar merupakan monolog dari klaim tanpa bukti terkait penipuan Pilpres AS yang hampir tak mampu ditandingi Bartiromo. Terlepas dari serangan Trump yang belum pernah terjadi terhadap validitas sistem Pilpres AS, tim hukumnya belum sekalipun memberikan bukti yang dapat digunakan di pengadilan.

Gugatan demi gugatan hukum yang telah dilayangkan Trump telah ditolak oleh hakim di seluruh negeri. Penolakan terbaru datang dari Mahkamah Agung Pennsylvania, yang menolak gugatan yang diajukan pendukung Trump yang berusaha menggugat kemenangan Joe Biden.

“Kami mencoba memberikan bukti dan hakim tidak mengizinkan kami melakukannya. Kami sedang mencoba. Kami punya banyak bukti,” tegas Trump.

“Kami harus didengar oleh Mahkamah Agung. Sesuatu harus bisa naik ke sana. Karena bila tidak, lantas Mahkamah Agung itu apa? tuntasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kemandirian Pangan dan Energi di Papua Menjadi Pilar Strategis Pembangunan Nasional

Oleh: Markus Yikwa *) Agenda kemandirian pangan dan energi kembali menempati posisi sentral dalam arah kebijakanpembangunan nasional. Pemerintah secara konsisten menegaskan bahwa ketahanan negara tidakhanya diukur dari stabilitas politik dan keamanan, tetapi juga dari kemampuan memenuhikebutuhan dasar rakyat secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Papua ditempatkansebagai salah satu wilayah kunci, baik untuk mewujudkan swasembada pangan maupunmemperkuat fondasi kemandirian energi berbasis sumber daya domestik seperti kelapa sawit. Upaya percepatan swasembada pangan di Papua mencerminkan pendekatan pemerintah yang lebih struktural dan berjangka panjang. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagaikesempatan menekankan bahwa defisit beras di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengandistribusi antarpulau, melainkan harus dijawab melalui peningkatan kapasitas produksi lokal. Dengan kebutuhan beras tahunan yang jauh melampaui produksi eksisting, pemerintah memilihstrategi pencetakan sawah baru secara masif sebagai solusi konkret. Pendekatan ini menunjukkankeberanian negara untuk menyelesaikan masalah dari hulunya, bukan sekadar menambalkekurangan melalui mekanisme pasar jangka pendek. Kebijakan pencetakan sawah baru di Papua, Papua Selatan, dan Papua Barat tidak berdiri sendiri. Pemerintah juga menyiapkan dukungan menyeluruh berupa penyediaan benih unggul, pupuk, pendampingan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur irigasi dan akses produksi. Sinergiantara pemerintah pusat dan daerah menjadi prasyarat utama agar program ini tidak berhentisebagai proyek administratif, melainkan benar-benar mengubah struktur ekonomi lokal. Denganproduksi pangan yang tumbuh di wilayahnya sendiri, Papua tidak hanya mengurangiketergantungan pasokan dari luar, tetapi juga membangun basis ekonomi rakyat yang lebihtangguh. Lebih jauh, visi swasembada pangan yang disampaikan Mentan Andi Amran Sulaiman menempatkan kemandirian tiap pulau sebagai fondasi stabilitas nasional....
- Advertisement -

Baca berita yang ini