MATA INDONESIA, JAKARTA-Gerakan diversifikasi pangan saat ini harus sudah mulai dilakukan, salah satunya contohnya mengganti beras dengan singkong. Hal ini dipandang perlu mengingat Indonesia memiliki ketersediaan singkong yang melimpah.
Potensi ini perlu dioptimalisasi sehingga memberikan dampak signifikan bagi perekonomian negara dan masyarakat. Apalagi, singkong juga salah satu sumber karbohidrat yang tidak kalah dari beras.
“Indonesia punya potensi sumber pangan yang beragam dan melimpah. Ini tentu harus dioptimalisasi. Jika selama ini beras adalah sumber pangan utama rakyat, maka kita harus memulai melirik sumber pangan lainnya, termasuk singkong,” ujar Wakil Ketua MPR, Syarief Hasan.
Menurut Syarief, sebagai penghasil singkong terbesar keempat di dunia, Indonesia dapat menghasilkan nilai tambah yang besar jika potensi singkong ini digarap dengan baik.
Selain sebagai makanan pengganti beras, singkong juga dapat dimanfaatkan sebagai panganan pendamping di setiap lokasi wisata.
Ini akan memberikan nilai tambah bagi UMKM. Koordinasi dan sinergi dengan UMKM dan pelaku pariwisata akan menciptakan dampak mengganda (multiplier effect) yang nyata dari optimalisasi diversifikasi pangan.
Dirinya berpandangan selain sebagai pengganti beras, potensi olahan singkong ini sangatlah tepat jika menjadi kuliner andalan di setiap lokasi wisata. Ini harus sejalan dengan program pemerintah yang sedang fokus menggalakkan wisata di tengah pandemi.
“Selama ini kita sadari singkong belum menjadi komoditas andalan, padahal potensinya sangatlah besar. Saya punya keyakinan olahan singkong akan memberikan nilai tambah yang tinggi bagi perekonomian masyarakat,” katanya.