MATA INDONESIA, MOSKOW – Pebasket wanita Amerika Serikat, Brittney Griner mengirim surat kepada Presiden Joe Biden meminta bantuan setelah dirinya mendekam di penjara Rusia.
Griner ditahan selama lebih dari empat bulan. Pihak Rusia mengatakan, penahanan dilakukan karena dugaan kepemilikan narkoba. Dalam surat tersebut, dia mengaku takut tak bisa kembali lagi ke tanah airnya.
Pihak Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Presiden Joe Biden sudah membaca surat dari Griner yang merupakan pemain klub Phoenix Mercury.
“Presiden Biden sudah jelas tentang perlunya melihat semua warga negara AS yang disandera atau ditahan secara salah di luar negeri dibebaskan, termasuk Brittney Griner,” ujar juru bicara Gedung Putih, dikutip dari BBC, Rabu 6 Juli 2022.
“Kami akan bekerja keras menggunakan segala cara yang ada untuk membawa dia pulang ke Amerika Serikat,” katanya.
Ditahan lebih dari empat bulan, Griner mengaku kesehatan mentalnya terganggu. Dia sangat merindukan keluarganya di Amerika Serikat.
“Saya duduk di sini di penjara Rusia sendirian tanpa perlindungan keluarga, teman-teman. Saya takut akan berada di sin selamanya,” katanya.
“Saya merindukan keluarga saya dan rekan setim. Rasanya sakit mengetahui bahwa mereka semua menderita. Saya berterima kasih atas apa pun yang dapat Anda lakukan saat ini untuk membawa saya pulang,” ungkapnya.
Griner telah ditahan di Rusia sejak penangkapannya pada 17 Februari di bandara Sheremetyevo Moskow setelah minyak ganja diduga ditemukan di bagasinya. Dia saat ini diadili dan jika terbukti bersalah bisa menghadapi hukuman sepuluh tahun penjara.
Kurang dari satu persen terdakwa dalam kasus pidana dibebaskan di Rusia. Tidak seperti di pengadilan AS, bahkan jika dia dibebaskan, pemerintah Rusia memiliki wewenang untuk membatalkan keputusan apa pun dan mengirimnya ke penjara.