Dipanggil Polda Jatim, Judika dan Siti Badriah Terlibat Investasi Bodong MeMiles?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Investasi bodong kembali mencuat dan melibatkan dua penyanyi papan atas yakni Judika dan Siti Badriyah. Direskrimsus Polda Jatim Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan pihaknya telah melayangkan surat panggilan.

“Sudah kami kirim, ada yang konfirmasi sakit mau datang nanti minggu kedua. Ada yang masih punya jadwal lain,” kata Gidion di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Selasa 7 Januari 2020.

Namun, Gidion enggan merinci siapa artis yang akan datang pekan depan. Sebelumnya, dari data yang dihimpun, ada beberapa artis diantaranya Judika, Siti Badriah, Marcello Tahitoe atau Ello, Adjie Notonegoro, Ika Deli hingga Irma Darma.

Sementara itu, Gidion menambahkan hingga kini ada 18 orang yang melapor ke SPKT Polda Jatim terkait penipuan investasi ini. Dia mengimbau masyarakat tak segan untuk melapor, agar penanganan kasus ini semakin terang dengan banyaknya data dan bukti.

“Menurut saya kan lebih baik melapor karena kalau nanti keputusan pemerintah misalnya kembalinya ini bisa dijadikan dasar kepada pelapor kan lebih bagus,” katanya.

Sebelumnya, kasus ini terbongkar saat Polda Jatim mendapati investasi MeMiles yang belum berizin. Investasi ini disebut telah memiliki 264 ribu nasabah atau member.

Selain itu, dalam praktiknya, MeMiles juga memberikan iming-iming hadiah fantastis dan tak masuk akal pada nasabah. Misalnya saja hanya investasi ratusan ribu, nasabah sudah bisa membawa pulang sejumlah barang elektronik seperti TV, Kulkas, hingga AC.

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini