Dinilai Berkonten Buruk, MUI Minta ‘Pesbukers’ Berhenti Tayang

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali memberi teguran pada program TV ‘Sahurnya Pesbukers’ dan ‘Pesbukers’ Ramadhan’. Kedua program tersebut dinilai menyuguhkan konten yang buruk sehingga MUI meminta untuk dihentikan.

“MUI memberi sorotan khusus pada program ‘Sahurnya Pesbukers’ dan ‘Pesbukers Ramadhan’ di ANTV pada bulan Ramadhan 1440 H/2019 ini,” ujar Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi, KH. Masduki Baidlowi, dikutip Selasa, 28 Mei 2019.

“Ramadhan tahun lalu, 2018, dua program ini termasuk lima program yang MUI rekomendasikan untuk dihentikan tayangannya, karena kontennya yang buruk, apalagi untuk bulan Ramadhan. Tahun ini tetap tayang, dan tanpa perubahan isi secara signifikan,” lanjutnya.

Program Pesbukers sendiri diketahui kerap mendapat kritikan dari MUI sejak 2012, bahkan pernah juga mendapat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

“Tapi ‘Sahurnya Pesbukers’ dan ‘Pesbukers Ramadhan’ masih tayang Ramadhan 2019 ini, dan tetap dengan gaya konten yang tidak patut,” ujar KH. Masduki Baidlowi.

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini