MATA INDONESIA, JAKARTA-Digitalisasi memiliki potensi besar untuk mengajak kaum muda terlibat langsung di industri keuangan dan bisnis syariah. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Jakarta.
“Digitalisasi sangat potensial menarik generasi muda, yang jumlahnya sangat besar, untuk masuk dan terlibat langsung ke pasar lembaga keuangan dan bisnis syariah,” kata Wapres.
Menurutnya, secara statistik sebagian besar penduduk Indonesia saat ini ialah anak muda dengan rentang usia 25-40 tahun yang biasa disebut generasi Z dan generasi milenial.
Dengan usia produktif di generasi tersebut, lanjutnya, anak muda cenderung dekat dengan perkembangan teknologi informasi, sehingga mereka dapat berpotensi menjadi pelaku penting di sektor ekonomi syariah.
“Mereka inilah yang akan menjadi pelaku penting ekonomi syariah digital karena telah melek internet sejak usia dini dan cenderung memiliki minat yang besar untuk memilih gaya hidup sesuai dengan agama dan keyakinannya,” katanya.
Selain itu, kata Wapres, anak muda saat ini juga mendominasi generasi syariah atau dikenal juga dengan istilah Gen-Sy. Sehingga, hal itu semakin memperkuat sumber daya muda di Indonesia untuk mengembangkan produk syariah.
“Selain itu, anak muda juga mendominasi generasi yang populer disebut Gen-Sy, yaitu generasi yang ingin menyeimbangkan kehidupan duniawi dan rohaninya,” katanya.
Kondisi krisis pandemi covid-19, yang melanda banyak negara dalam kurun waktu hampir dua tahun terakhir, dapat menjadikan sebagian besar masyarakat lebih memilih prinsip Syariah.
Pandemi covid-19 menjadikan mayoritas publik 58,8 persen cenderung lebih religius dan lebih memilih lembaga keuangan dengan prinsip syariah. Data ini harus dimanfaatkan dan dikelola betul, sehingga dapat dikonversi ke dalam akselerasi peningkatan ekonomi Syariah.