MATA INDONESIA, WASHINGTON – Penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) dari Afghanistan menuai polemik. Dan Presiden Joe Biden menjadi satu-satunya orang yang dinyatakan bersalah.
Sebagaimana diketahui, Biden memutuskan untuk tidak memperpanjang masa evakuasi dari Afghanistan yang berakhir pada 31 Agustus. Ia mengakui tidak berencana untuk menahan pasukan AS di negara itu lebih lama lagi.
Dalam pidato di Gedung Putih belum lama ini, Biden mengakui keberhasilan misi akan sangat bergantung pada kerja sama dari Taliban. Ia mengatakan telah meminta para pemimpin militer untuk siap dengan opsi darurat untuk menyesuaikan jadwal itu jika diperlukan.
Kini, sebanyak 52 persen dari rakyat AS yang memiliki hak pilih dalam pemilu menilai bahwa Biden harus mengundurkan diri dari jabatannya. Mereka kecewa dengan penanganan penarikan pasukan AS dari Afghanistan.
Meski mereka menginginkan Biden mengundurkan diri, mereka skeptis Wakil Presiden Kamala Harris memenuhi syarat untuk menggantikan mantan Senator Delaware itu.
Sebagai catatan, angkat tersebut merupakan hasil jajak pendapat melalui survey via telepon nasional dan online yang diadakan oleh situs Rasmussen. Sementara 39 persen lainnya tidak setuju, dan 9 persen memilih tidak yakin.
Survey tersebut juga memberikan hasil mengejutkan, sebab nyaris sepertiga atau 32 persen dari anggota Partai Demokrat setuju Biden harus bertanggung atas krisis yang terjadi di Afghanistan dan mereka sebut sebagai bencana. Diketahui, Partai Demokrat merupakan partai pendukung Biden pada pemilihan Presiden AS tahun lalu.
Sementara 75 persen dari anggota Partai Republik, sepakat bahwa Biden harus lengser. Senator Partai Republik asal South Carolina, Lindsey Graham, mengatakan bahwa keputusan Biden untuk meninggalkan ribuan warga Afghanistan yang membantu AS dalam perang serta beberapa warga negara Amerika adalah pelanggaran yang bisa berakhir dengan pemakzulan.
Biden dituduh mengacaukan penarikan pasukan AS, terutama setelah 13 tentara AS tewas dalam serangan bom bunuh diri milisi ISIS Khorasan di luar Bandara Inernasional Hamid Karzai, Kabul saat evakuasi (26/8).
Perwakilan Partai Republik di DPR, Elise Stefanik menegaskan bahwa tangan Biden penuh “darah”. Elise juga menyangsikan kapabilitas mantan Wakil Presiden AS era Barack Obama itu.
“Uang berhenti dengan Presiden Amerika Serikat. Keamanan nasional dan bencana kemanusiaan yang mengerikan ini semata-mata merupakan hasil dari kepemimpinan Joe Biden yang lemah dan tidak kompeten. Dia tidak layak menjadi Panglima,” tegas Elise.