Dianggap Gagal, PM Malaysia Ingin Tetap Menjabat

Baca Juga

MATA INDONESIA, KUALA LUMPUR – Muhyiddin Yassin menolak untuk mengundurkan diri dari jabatan Perdana Menteri Malaysia, usai sekutu utamanya menarik dukungan untuknya.

Pria yang menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia pada Maret 2020 itu menegaskan bahwa ia akan mencari mosi percaya di Parlemen bulan depan guna membuktikan legitimasinya untuk tetap menjabat.

Tak lama setelah pertemuan dengan Raja Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah di istana, Muhyiddin mengatakan dalam siaran nasional bahwa dia telah diberitahu oleh raja, delapan anggota parlemen dari partai kunci dalam aliansi yang berkuasa telah menarik dukungan untuknya.

Partai tersebut, Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), adalah yang terbesar dalam aliansi dengan 38 anggota parlemen. Akan tetapi, terpecah dengan beberapa yang tidak mendukung Perdana Menteri Muhyiddin.

 Presiden UMNO sebelumnya menyatakan bahwa Muhyiddin telah kehilangan hak untuk memerintah dengan penarikan dukungan dari beberapa anggota parlemen partai dan setelah seorang menteri UMNO mengundurkan diri.

Muhyiddin mengungkapkan bahwa dia mengatakan kepada raja telah menerima pernyataan dukungan yang cukup dari anggota parlemen yang meyakinkannya masih memiliki dukungan mayoritas di Parlemen.

“Oleh karena itu, masalah pengunduran diri saya … tidak muncul,” kata Muhyiddin Yassin, melansir Washington Post, Selasa, 4 Agustus 2021.

“Dengan cara ini, posisi saya sebagai perdana menteri dan Aliansi Nasional sebagai pemerintah yang berkuasa dapat ditentukan sesuai dengan hukum dan konstitusi,” sambungnya.

Muhyiddin mengambil alih kekuasaan pada Maret 2020 setelah memprakarsai runtuhnya mantan pemerintah reformis yang memenangkan pemilu 2018. Partainya yang berkoalisi dengan UMNO dan beberapa lainnya membentuk pemerintahan baru.

Namun sejak Januari ia telah memerintah dengan ordonansi tanpa persetujuan legislatif berkat penangguhan Parlemen dalam keadaan darurat yang dinyatakan karena pandemi.

Kritikus mengatakan Muhyiddin menggunakan keadaan darurat, yang berakhir pada 1 Agustus, untuk menghindari pemungutan suara di Parlemen yang akan menunjukkan bahwa ia telah kehilangan mayoritas dukungan.

Pemerintahannya telah berusaha menghindari pemungutan suara sejak keadaan darurat berakhir, dan sesi lima hari Parlemen pekan lalu di mana tidak ada mosi yang diizinkan ditangguhkan setelah kasus virus ditemukan di antara anggota staf Parlemen.

Sebelumnya, ratusan pemuda Malaysia berpakaian hitam berunjuk rasa di Kuala Lumpur tengah, mendesak Muhyiddin Yassin mengundurkan diri menyusul kegagalannya menangani pandemi Covid-19. Kemarahan publik terhadap pemerintah Muhyiddin Yassin, telah meningkat ketika kasus melonjak delapan kali lipat sejak Januari.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Jogja Student’s Solidarity for Palestine: Stop the Genocide!

Mata Indonesia, Yogyakarta - Jogja Student's for Justice in Palestine merupakan komunitas yang lahir dari berbagai perguruan tinggi di Jogja atas dasar kepedulian terhadap perjuangan bangsa Palestina, 12/5/2023.
- Advertisement -

Baca berita yang ini