MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Di tengah pandemi virus corona, ekspor perikanan Provinsi Jawa Tengah masih menjadi primadona. Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Semarang, mencatat nilai ekspor perikanan selama periode 2020 mencapai angka 2,78 triliun Rupiah.
“Nilai tersebut berasal dari perputaran roda ekspor dari total 63 komoditas perikanan ke 28 negara tujuan ekspor dengan total volume 7,172 ton dan 192 kali frekuensi pengiriman,” ucap Kepala BKIPM Semarang, Raden Gatot Perdana, melansir Antara, Senin, 25 Januari 2021.
Komoditas daging rajungan masih menjadi primadona dan unggulan ekspor Jateng selama periode 2020, meski tahun tersebut dihabiskan dengan pandemi virus corona. Secara keseluruhan, nilai jual produk perikanan Jateng memberikan sumbangan devisa tertinggi, yakni 981 miliar Rupiah!
“Selain daging rajungan, surimi (75 miliar Rupiah), daging nilla (71 miliar Rupiah), makarel (53 miliar Rupiah), cumi-cumi (52 miliar Rupiah), tepung ikang (48 miliar Rupiah), udang (28 miliar Rupiah), sorong (9 miliar Rupiah), bloso (8 miliar Rupiah), dan daging kakap (7 miliar Rupiah),” sambungnya.
Jepang, Cina, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Singapura, Hong Kong, Vietnam, dan Amerika Serikat merupakan sederet negara tujuan ekspor tertinggi produk perikanan Jateng yang mencapai angka 1,05 triliun Rupiah.
Pada kesempatan yang sama, Gatot menambahkan BKIPM Semarang siap memberikan kontribusi untuk pemerintah pusat dengan memajukan Program Pemulihan Ekonomi Nasional pada 2021.
“BKIPM dalam hal ini siap mendukung program tersebut melalui pengendalian penyakit ikan maupun jaminan mutu keamanan hasil perikanan melalui sinergitas yang terbentuk oleh unit-unit pelaksanaan teknis di daerah, salah satunya di Jateng,” tuntasnya.