Di Hadapan Prabowo, Llyod Austin Jamin Amerika Serikat Tak Sedang Ciptakan “NATO Asia”

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Llyod Austin memastikan negaranya tidak sedang berusaha menciptakan “NATO Asia.”

Hal itu diungkapkan Austin pada Sesi Pleno Pertama Forum Keamanan Shangri-La Dialogue 2022 di Singapura, Sabtu 11 Juni 2022 yang dihadiri Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

“Kami tidak mencari konfrontasi dan konflik dan kami tidak mencari Perang Dingin baru, NATO Asia atau kawasan. terpecah menjadi blok-blok musuh,” ujar Austin seperti dilaporkan Radio Free Asia.

Amerika Serikat menekankan kemitraan sebagai prioritas utama untuk strategi keamanan Amerika di Indo-Pasifik.

Baru-baru ini, Amerika Serikat dan sekutunya di Indo-Pasifik menyatakan prihatin atas postur militer China yang semakin tegas di kawasan itu.

Beijing telah mengeluh AS dan mitranya terlihat membentuk aliansi pertahanan di kawasan itu.

Cina menyuarakan kehawatirannya itu saat para pemimpin AS, Jepang, India dan Australia bertemu bulan lalu untuk pertemuan puncak Dialog Keamanan Segiempat, atau Quad.

Menteri Luar Negeri Wang Yi mengatakan Washington “ingin bergabung dengan ‘lingkaran kecil’ dan mengubah lingkungan China,” menjadikan negara-negara Asia-Pasifik sebagai “pion” hegemoni AS.

AS, menurut Austin, akan terus mendukung teman-temannya saat mereka menegakkan hak-haknya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Membongkar Hegemoni Digital: BEM Nusantara DIY Rumuskan Arah Gerakan Mahasiswa di Era AI

Mata Indonesia, Yogyakarta - BEM Nusantara Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) resmi melakukan regenerasi kepemimpinan melalui rangkaian Seminar Nasional dan Temu Daerah yang berlangsung di Kampus Institut Teknologi Yogyakarta (ITY) pada Jumat, 28 November 2025. Kegiatan bertema “Kepemimpinan Pemuda di Era AI: Membongkar Hegemoni Digital, Merumuskan Digital Resistance, dan Mengukur Kedaulatan Moral Gerakan Mahasiswa” ini menjadi momentum penting untuk meneguhkan arah baru gerakan mahasiswa di tengah cepatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini