MATA INDONESIA, TEL AVIV – Seorang gadis Israel, Shahar Perets kembali menjalani masa hukuman penjara lantaran menolak bergabung dengan militer Israel. Namun ini bukan yang pertama, melainkan yang ketiga!
Dalam sebuah email yang ia kirim ke jaringan Mesarvot, kelompok yang menyatukan individu yang menolak untuk mendaftar menjadi tentara sebagai bentuk protes atas pendudukan terhadap tanah Palestina, Perets mengungkapkan bahwa ia baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-19 di balik penjara.
Menggambarkan kondisi di balik jeruji, Perets mengatakan bahwa ia dilarang menuliskan pikiran dan pengalamannya oleh penjaga penjara. Di mana ia hanya diberikan akses menggunakan pena hanya 10 menit per hari.
“Militer tidak ingin saya menulis, berbicara, atau membagikan pemikiran saya. Mereka mencoba membungkam saya,” kata Perets, melansir Palestine Cronicle.
“Pembungkaman para penolak politik adalah bagian kecil dari pola perilaku yang lebih keras – Pembungkaman perjuangan Palestina untuk hak asasi manusia di Tepi Barat dan Gaza,” sambungnya.
Dalam sebuah wawancara dengan BBC, terungkap bahwa orang tuanya sepenuhnya mendukung keputusannya untuk menolak menjadi bagian dari militer Israel.
“Beberapa orang menyebut saya pengkhianat atau mengatakan saya tidak peduli dengan orang-orang saya, nama yang berbeda,” katanya.
“Saya memutuskan untuk menolak bergabung dengan tentara karena saya tidak mau ambil bagian dalam penindasan jutaan orang yang tinggal di Tepi Barat dan Gaza,” ucapnya.
Menurut hukum internasional, hak untuk menolak dinas militer berdasarkan hati nurani didasarkan pada Pasal 18 Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik, yang menjamin hak atas kebebasan berpikir, hati nurani, dan beragama atau berkeyakinan.
Sebelumnya, biduan cantik, Linet Menaşi membuat Israel gempar. Di sebuah pertunjukkan di pinggiran Istanbul, Menasi menegaskan bahwa ia meninggalkan Israel karena baginya ia adalah orang Turki yang bertekad untuk hidup dan mati di Turki.