Delapan Singa di Kebun Binatang India Terinfeksi COVID-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW DELHI – Sebanyak delapan singa di Kebun Binatang Nehru di Hyderabad di India dilaporkan terinfeksi COVID-19. Otoritas kebun binatang di negara bagian selatan Hyderabad berbagi sampel dengan laboratorium penelitian pemerintah setelah singa-singa tersebut menunjukkan tanda-tanda gangguan pernapasan.

Namun, hingga saat ini belum ada penelitian yang membuktikan apakah virus mematikan itu dapat ditularkan manusia kepada hewan. Saat ini Kebun Binatang Nehru ditutup untuk penyelidikan lebih lanjut.

“Berdasarkan pengalaman dengan hewan kebun binatang di dunia yang mencatat kasus SARS-COV2 positif tahun lalu, tidak ada bukti faktual yang menyatakan bahwa hewan dapat menularkan penyakit tersebut kepada manusia atau,” ungkap Kementerian Lingkungan Hidup, Hutan dan Perubahan Iklim, melansir Reuters, Rabu, 5 Mei 2021.

India –negara yang terletak di kawasan Asia Selatan itu telah melaporkan lebih dari 300 ribu infeksi virus corona setiap harinya selama 13 hari beruntun. Sejak virus corona ditetapkan sebagai pandemi global, India mencatatkan 20,658,234 kasus –jumlah kedua tertinggi di dunia setelah Amerika Serikat.

Sementara angka kematian akibat virus corona di India mencapai 226,169 jiwa dan menempatkan negara tersebut di urutan ketiga sebagai negara dengan angka kematian tertinggi di dunia setelah Amerikat dan Brasil.

Melonjaknya angka kematian disinyalir karena kurangnya pasokan oksigen, ketersediaan medis, dan terbatasnya staf rumah sakit. Negara bagian Delhi melaporkan satu kematian akibat virus corona setiap empat menit dan ambulans telah membawa jenazah korban ke fasilitas krematorium darurat di taman dan tempat parkir, di mana mayat dibakar di deretan tumpukan kayu pemakaman.

Minimnya ketersediaan oksigen membuat Komisi Eropa mengirim oksigen dan obat-obatan ke India setelah menerima permintaan dari Delhi. Inggris dan Amerika Serikat juga akan mengirimkan bantuan termasuk peralatan medis.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan dalam pembaruan epidemiologi mingguannya bahwa India menyumbang 38 persen dari 5,7 juta kasus yang dilaporkan di seluruh dunia pada pekan lalu.

Pemodelan awal menunjukkan bahwa varian B.1.617 dari virus yang terdeteksi di India memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi daripada varian lain di negara itu, menunjukkan peningkatan penularan, demikian pernyataan WHO.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Antisipasi Longsor dan Pohon Tumbang Akibat Hujan, BPBD Kulon Progo Lakukan Langkah Ini

BPBD Kulon Progo terus melakukan pemantauan terhadap potensi bencana hidrometeorologi di wilayahnya seiring dengan dimulainya musim hujan. Dalam sepekan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini