Deal Perang Dagang Bikin Rupiah Jadi Jawara Asia dan Global di Akhir Pekan

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Menutup perdagangan akhir pekan ini, 30 Agustus 2019 Rupiah tercatat menguat. Data dari RTI Business, penguatan rupiah atas dolar AS di angka  Rp14.185 atau naik 0,37 persen dan menjadikan mata uang Indonesia itu menjadi jawara pergerakan sejumlah mata uang global mupun regional.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR)menempatkan rupiah di posisi Rp14.237 per dolar AS atau menguat dari Kamis yang tercatat pada Rp 14.254 per dolar AS.

Jum’at ini, rupiah bergerak pada rentang Rp 14.185 hingga Rp 14.243 per dolar AS. Kondisi itu membuat rupiah unggul di hadapan dolar Australia yang melemah atas dolar AS 0,12 persen.

Begitu juga dibandingkan euro yang melemah 0,14 persen. Sementara poundsterling cuma menguat tipis 0,04 persen.

Rupiah juga tampil sebagai pemimpin mata uang Asia, di mana rupiah tercatat unggul signifikan terhadap yuan China yang malah melemah 0,07 persen. Begitupun dolar Singapura juga melemah 0,05 persen. Sementara yen Jepang cuma menguat 0,10 persen.

Direktur Utama Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan penguatan rupiah disebabkan hubungan damai dagang AS-China. Rencananya AS-China akan menggelar dialog dagang di Washington pada awal September semakin mendekati kenyataan.

“Presiden AS Donald Trump mengungkapkan hari ini akan ada pembicaraan di antara delegasi kedua negara untuk mempersiapkan pertemuan pada bulan depan,” ujar Ibrahim Jumat sore ini.

Bahkan Gao Feng, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, mengatakan Cina bersedia untuk bernegosiasi dengan AS mengenai masalah perdagangan “dengan sikap tenang,” menambahkan bahwa Beijing tidak akan membalas terhadap pergerakan tarif terbaru AS untuk saat ini.

Selain itu, rumor Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) yang akan menurunan suku bunga acuannya pada rapat 18 September mendatang kian jadi nyata. Hal ini juga jadi sentimen positif bagi rupiah sore ini. “Kemungkinan suku bunga acuan AS turun 25 basis poin (bps) ke 1,75-2 persen bulan depan mencapai 95,8 persen,” kata Ibrahim.

Sementara dari dalam negeri, kolaborasi antara Pemerintah dan BI yang terus melakukan intervensi dalam sepekan ini telah berhasil membawa mata uang garuda di tutup menguat cukup signifikan.

Ini menandakan bahwa BI dalam kepemimpinan Perry Warjio saat ini begitu agresif merespon perkembangan ekonomi global yang sampai saat ini terus bergejolak akibat perang dagang dan Brexit.

“Di samping itu pemerintah di bawah Sri Mulyani (Menteri Keuangan) terus membuat kebijakan-kebijakan baru yang pro pasar sehingga ikut membantu mempermudah iklim investasi di Indonesia,” ujar dia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Jaga Demokrasi Pilkada Papua, Pemerintah Antisipasi Gangguan OPM

PAPUA — Pemerintah dan aparat keamanan berkomitmen kuat untuk menjaga keamanan dan stabilitas demi kelancaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)...
- Advertisement -

Baca berita yang ini