Data FDR Black Box Berhasil Diunduh, KNKT Investigasi Penyebab Kecelakaan Sriwijaya Air

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Data dari Flight Data Recorder (FDR) pesawat Sriwijaya Air berhasil diunduh oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Petunjuk penyebab kecelakaan pesawat mulai ada titik terang.

Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Captain Nurcahyo Utomo mengatakan, total data dalam FDR sebanyak berisi catatan 18 penerbangan. Termasuk penerbangan terakhir dengan rute Jakarta-Pontianak yang mengalami kecelakaan.

“Kami sampaikan bahwa data dari flight data recorder sudah bisa kami dapatkan, sudah berhasil diunduh dengan total adalah 370 parameter, 27 jam dan atau 18 penerbangan, termasuk penerbangan yang mengalami kecelakaan,” kata Nurcahyo dalam sebuah video yang diterima pada Selasa 19 Januari 2021.

Saat ini, data tersebut tengah didalami oleh tim. KNKT belum bisa mempublikasikan isi dari catatan penerbangan tersebut.

Dari data yang sudah diunduh, pihaknya mengaku telah mendapatkan petunjuk untuk mencari tahu sebab kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182.

“Kami juga masih mengharapkan dapat ditemukannya CVR untuk mendukung data-data yang telah kami peroleh dari FDR,” katanya.

Dalam investigasi untuk mengungkap kecelakaan pesawat Sriwijaya Air, Nurcahyo mengaku pihaknya dibantu oleh tim dari Amerika Serikat (AS) dan Singapura. Investigator dari AS sendiri berjumlah 11 orang.

“Minggu kemarin telah hadir bersama KNKT untuk berpartisipasi dalam investigasi tim dari Amerika, terdiri dari empat dari NTSB (Dewan Keselamatan Transportasi Nasional), empat dari Boeing, dua dari FEE, dan satu dari General Electric sebagai pabrik pembuat mesin, jadi total dari Amerika ada 11 orang,” ujarnya.

Keterlibatan tim dari AS, kata Nurcahyo sejalan dengan aturan dari internasional yang mangetur soal hal itu. “Hal ini sesuai dengan ketentuan dari ICAO (Organisasi Penerbangan Sipil Internasional) Annexes 13, di mana negara pembuat dan pendesain pesawat berhak berpartisipasi dalam investigasi,” katanya.

Selain AS, dua tim investigasi dari Singapura juga turut dilibatkan. Keduanya dari Transport Safety Investigation Bureau (TSIB) Singapura. Partisipasi dari negara tetangga itu lantaran sebuah pakta kerja sama antar negara-negara di Asia Tenggara.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini