MATA INDONESIA, JAYAPURA – Selama ini Danau Sentani dikenal sebagai destinasi wisata alam, namun di sekitar danau seluas 9.360 hektar tersebut ternyata banyak ditemui spot-spot bersejarah bahkan hingga di tengah danau.
Akibatnya ketika air danau surut bermunculan lah batu-batu menhir yang diduga dari masa prasejarah.
Ternyata di sekitar danau berpemandangan indah itu memang merupakan tempat situs-situs megalitik dan masa prasejarah lainnya. Lebih dari satu situs yang kini siap dijadikan destinasi wisata sejarah.
Situs-situs itu adalah;
1. Megalitik di Tutari Doyo Kana
Situs megalit ini terletak di Distrik Sentani Barat, Kabupaten Jayapura di bukit dengan ketinggian antara 150 hingga 200 meter di atas permukaan laut (dpl). Di Situs Megalit Tutari Doyo Lama dapat ditemui peninggalan-peninggalan yang berasal dari masa megalitik.
Itu merupakan situs megalitik tertua di Papua. Beberapa peninggalan itu terdiri dari batu berlukis, pahatan batu, jajaran batu, batu temugelang, dan menhir.
2. Situs Koning U Nibie
Situs ini berada di wilayah Kampung Doyo Lama. Situs terletak di puncak bukit dengan permukaan tanah yang datar. Lahan situs ditumbuhi oleh alat-alang yang mudah terbakar. Tinggalan arkeologi yang ditemukan di Situs Koning U Nibe yaitu dua bongkahan batu besar yang pada masa prasejarah berfungsi sebagai lumpang, serta dua buah batu berlukis.
3. Situs Ayauge
Berada di perairan Danau Sentani sekitar Kampung Doyo Lama. Bekas-bekas tiang rumah di dalam air ditemukan di situs ini. Tiang-tiang rumah itu terbuat dari batang pohon soang (Xanthostemon Sp). Batang kayu jenis pohon ini mampu bertahan ratusan tahun, sehingga secara tradisional oleh masyarakat Sentani dijadikan sebagai tiang rumah.
Oleh masyarakat Doyo Lama, tempat ditemukannya bekas-bekas tiang rumah ini disebut dengan Ayauge. Situs Ayauge, secara administratif terletak di Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura.