Dampak Pandemik Covid 19, Perayaan Natal di Betlehem Sepi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tahun ini di hari Natal, kota Betlehem, tempat kelahiran Yesus Kristus, sepi. Padahal, biasanya ribuan pengunjung datang ke kota yang berada di kawasan pendudukan Tepi Barat, Palestina.

Sejak pandemik Covid-19 melanda banyak negara, situasi di kota Betlehem memang jadi berubah. Angka pengangguran meningkat dan perekonomian kota yang selama berabad-abad bergantung dai kunjungan umat Kristen, terpuruk.

Padahal sebelum pandemi melanda, masih banyak pihak yang berharap 2020 akan lebih baik untuk pemasukan bisnis di kota itu.

Mariana al-Arja, manajer hotel Angel mengaku banyak orang yang berinvestasi di sektor perhotelan. ”Para pengusaha mulai membangun hotel-hotel baru. Saya membangun 22 ruang hotel mewah. Namun kini bisnisnya mati,” ujarnya.

Hotel Angel merupakan tempat pertama terjadinya kasus virus Covid-19 Maret lalu setelah seorang turis Yunani yang tinggal di hotel itu dinyatakan positif.

Arja sendiri dan sejumlah staf lain dinyatakan positif. Mereka melakukan karantina mandiri selama 14 hari. Dua bulan kemudian, semua pemesanan hotel dibatalkan, dan dia terpaksa memberhentikan 25 karyawan dan menutup hotel.

Tidak hanya hotel, restoran dan toko-toko cinderamata juga tutup. Namun, sejumlah bisnis online berhasil meraup untung.

Pemilik toko Christmas House, Jack Giacaman, mengepak barang-barang pesanan berupaya ornamen kelahiran Yesus. Ia mengaku di awal dan pertengahan tahun ini mereka kesulitan untuk mencari uang.

“Belakangan ini, terima kasih Tuhan  semua orang, sebelum Natal ingat tentang Betlehem dan mereka ingin beli sesuatu. Hari ini saja saya mengirim barang ke berbagai tempat dunia, ke Selandia Baru, Kanada, Inggris,” ujarnya

Wali kota Betlehem menekankan bahwa peringatan Natal tidak akan dibatalkan namun memang berbeda dibandingkan biasanya.

Prosesi yang diizinkan hanyalah marching band kelompok pramuka untuk menyambut pendeta yang diundang untuk memimpin perayaan malam Natal pada 24 Desember. Misa malam Natal, yang dianggap sebagai bagian paling penting dalam rangkaian acara di Gereja Kelahiran, akan ditutup untuk umum.

Karantina ketat diterapkan di wilayah tepi barat Palestina yang diduduki Israel karena naiknya kasus Covid-19. Semua warga harus tetap berdiam diri di rumah dari pukul 19:00 sampai 06:00 pagi dan sepanjang hari Jumat dan Sabtu  (waktu akhir pekan di Palestina).

Di tengah persiapan Natal tanpa kegiatan di luar rumah ini, para pendeta meminta jemaat Kristen untuk mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa.

Issa Thaljieh, pendeta Ortodoks Yunani di Gereja Nativity merasa sedih akan natal pada tahun ini. Namun, dia percaya bahwa malaikat akan berkata, “Jangan takut”

“Kita tahu Yesus Kristus dilahirkan untuk kita, menyelamatkan kita dan inilah cara kita untuk bahagia – untuk merasakan perdamaian dari dalam dan kebahagiaan dari dalam,” ujarnya.

Di Manger Square, Gloria Nasser telah menyiapkan kue dan kurma Palestina.

Dia sudah lama tinggal di situ dan biasanya sanak saudaranya akan datang untuk bersama-sama menonton parade dari balkon rumahnya. Namun tahun ini, mereka tak diizinkan datang.

Nasser mengatakan umat Kristen setempat memiliki tugas untuk mengingatkan dunia tentang pesan Natal. “Saat orang mengatakan Betlehem, orang terpikir Yesus dan tempat dia dilahirkan,” katanya.

Ia yakin bahwa ia harus tetap memiliki harapan dan selalu berdoa walaupun pandemi melanda.

Reporter: Muhammad Raja A.P.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Semua Pihak Perlu Bersinergi Wujudkan Pilkada Damai

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Pilkada tidak hanya sekadar agenda politik,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini