MINEWS, JAKARTA -Â Gempa di Maluku Utara (Malut) yang terjadi pada Kamis 14 November 2019 malam ternyata memiliki kekuatan yang tak main-main.
Salah satu pejabat Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko, gempa dengan kekuatan Magnitudo 7,1 tersebut setara dengan 30 sampai 40 kali bom nuklir yang jatuh di Hiroshima pada Perang Dunia II.
“Dengan energi ekuivalen 30-40 kali Hiroshima Nucleare Bom. ,” kata Widjo, Jumat 15 November 2019.
Ia menyebut, area patahan gempa Malut itu mencapai 45×20 kilometer persegi, dengan deformasi vertikal dari patahan gempanya kecil, sehingga membuat guncangan menjadi ikut kecil.
Widjo mengatakan pusat gempa tersebut relatif dalam, tepatnya di kedalaman 73 kilometer. Hal ini, kata dia, yang membedakan dampak gempa M 5,3 yang terjadi di Buleleng, Bali, yang merusak banyak fasilitas dan bangunan.
Belajar dari alam, Widjo menyebut karakter Lindu-Smong di zona tersebut perlu didukung dengan instruksi/nearfield event, EWS/sirine dan evakuasi secara mandiri.
Episentrum gempa Maluku Utara, kata Widjo Kongko, juga jauh dari rumah-rumah penduduk karena berada di tengah laut.
Sementara, terkait mitigasi bencana gempa Maluku, Widjo Kongko mengatakan kapasitas otoritas dan publik perlu secara radikal ditingkatkan.