Cyrus Network: 64 Persen Warga Indonesia Puas dengan Kepemimpinan Jokowi-JK

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Lembaga Cyrus Network baru saja merilis hasil survei pasca Pemilu 2019 yang menjawab kenapa Joko Widodo kembali terpilih sebagai Presiden RI dan memenangkan pertarungan tersebut untuk kedua kalinya.

Hasil survei mengungkap, ternyata sebanyak 64 persen responden yang terlibat mengaku puas dengan kinerja pasangan Jokowi-Jusuf Kalla selama memimpin Indonesia di periode 2014-2019.

“40 persen responden merasa hidupnya lebih baik, sedangkan 19 persen menyatakan sebaliknya. 57 persen responden mengaku optimis bahwa Indonesia bisa lebih baik di lima tahun keduanya Jokowi,” ujar Managing Director Cyrus Network Eko Dafid Afianto di Jakarta, Jumat 9 Agustus 2019.

Selain itu, survei juga menggali tingkat kepuasan masyarakat terhadap gelaran Pemilu 2019. Hasilnya, sebanyak 93 persen responden berpendapat pelaksanaan pemilu tahun ini berjalan aman dan tertib, sisanya menjawab sebaliknya.

Dafid menjelaskan, angka itu dipecah menjadi dua, pertama Pilpres 2019 dan Pileg 2019. Sebanyak 90 persen responden menyatakan Pileg 2019 berlangsung jujur dan adil, sedangkan, 88 persen responden menyatakan Pilpres 2019 berlangsung jujur dan adil juga.

Kendati demikian 7,2 persen koresponden menilai Pemilu 2019 berlangsung curang. Namun, hanya 0,1 persen dari koresponden yang mengaku melihat langsung proses kecurangan tersebut

“Hasil ini mengindikasi, secara umum kecurangan pemilu yang diketahui koresponden dari kabar lewat mulut ke mulut saja atau media sosial karena mereka tidak lihat langsung,” ujar Dafid.

Sebagai informasi, survei nasional ini dilakukan dalam rentang waktu 22-28 juli 2019. Survei mengambil sampel 1.230 responden di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen dengan margin of error 3 persen.

Berita Terbaru

Bersinergi Menjaga Netralitas Pemilu Demi Pilkada yang Berkualitas

Jakarta - Netralitas aparatur sipil negara (ASN) menjadi perhatian utama dalam menjaga kualitas Pilkada Serentak 2024. Badan Pengawas Pemilu...
- Advertisement -

Baca berita yang ini