Covid-19 Belum Selesai, Masyarakat Diminta Waspada Virus Zika

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Saat ini masyarakat di dunia sedang disibukan dengan kehadiran virus covid-19. Namun, baru-baru ini tersiar kabar bahwa Virus Zika yang pernah muncul pada 2015 hingga 2016 telah menyebabkan ribuan bayi mengalami kerusakan otak.

Menurut beberapa ahli, virus Zika bisa bermutasi dengan mudah dan menghasilkan varian baru yang tak kalah membahayakan.

Kerusakan otak pada bayi terjadi ketika ibu hamil terinfeksi oleh virus Zika. Infeksi tersebut lalu mengganggu proses perkembangan janin sehingga bayi yang dilahirkan memiliki gangguan pada otak mereka.

Virus Zika disebarkan melalui gigitan nyamuk dan banyak ditemukan di Amerika dan Asia.

Kasus infeksi virus Zika pertama kali terdeteksi di Afrika pada 1947 dan beberapa tahun lalu menyebabkan wabah besar di Brasil.

Sejak wabah di Brasil, kasus infeksi virus Zika memang mengalami penurunan yang drastis. Akan tetapi, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus ini masih menyimpan potensi masalah yang signifikan dalam jangka panjang.

Studi terbaru yang dilakukan oleh peneliti dari La jolla Institute for Immunology menemukan bahwa nyamuk telah menularkan virus Zika ke tikus.

Varian Zika yang diidentifikasi oleh tim peneliti tersebut telah berevolusi hingga mencapai tahap di mana imunitas yang terbentuk dari riwayat infeksi sebelumnya tak lagi efektif dalam melindungi tikus.

“Bila varian ini menyebar luas, kita mungkin akan menghadapi masalah yang sama di kehidupan nyata,” kata ketua tim peneliti Prof Sujan Shresta, seperti dilansir The Sun.

Berdasarkan temuan dalam studi yang dimuat pada jurnal Cell Reports ini, tim peneliti mengimbau agar dunia tetap memantau perkembangan virus Zika dengan hati-hati.

Kewaspadaan juga perlu dimiliki oleh negara-negara yang sudah memiliki kekebalan dari riwayat wabah sebelumnya.

Virus Zika umumnya disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi. Nyamuk ini biasanya menggigit pada siang dan malam.

Namun selain lewat gigitan nyamuk, virus Zika juga bisa ditransmisikan secara seksual. Hal ini diketahui setelah sebuah studi menemukan bahwa virus Zika bisa bertahan pada mani laki-laki yang terinfeksi selama berbulan-bulan.

Pada orang yang terinfeksi, virus Zika sebenarnya hanya memicu gejala yang ringan. Hanya satu dari lima orang terinfeksi yang menjadi cukup sakit.
Beberapa gejala yang ditimbulkan dari infeksi virus Zika adalah ruam di kulit, gatal, nyeri sendi, sakit kepala, demam, dan nyeri punggung bawah.

Meski begitu, virus Zika membawa potensi bahaya yang besar bagi orang-orang dengan sistem imun yang lemah dan juga ibu hamil. Infeksi virus Zika pada ibu hamil bisa mempengaruhi kondisi janin dalam kandungan ibu hamil tersebut.

Sejauh ini, Zika diketahui berkaitan dengan masalah neurologis seperti sindrom Guillain-Barre. Sindrom ini bisa menyebabkan terjadinya kelumpuhan.

Zika pun dilaporkan berkaitan dengan kejadian cacat lahir mikrosefalus pada bayi. Kondisi ini menyebabkan bayi yang lahir memiliki ukuran kepala yang sangat kecil. Mikrosefalus turut dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak sempurna.

Saat ini, vaksin untuk melawan virus Zika memang sedang dikembangkan. Sementara ini, upaya pencegahan terbaik tetaplah mencegah gigitan nyamuk

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Serentak Diharapkan Jadi Pendorong Inovasi dalam Pemerintahan

Jakarta - Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024, diharapkan dapat mendorong inovasi serta memperkuat sinkronisasi...
- Advertisement -

Baca berita yang ini