Corona Menembus Belantara Amazon, Kepala Suku Tewas

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Salah satu kepala suku ternama di hutan Amazon, Paulinho Paiakan meninggal dunia pada Selasa 16 Juni 2020 akibat terinfeksi corona atau Covid-19.

Mengutip AFP, Kamis 16 Juni 2020, Paiakan didiagnosis Covid-19 sejak 8 Juni 2020 lalu, setelah melakukan perjalanan ke desanya yang bernama A-ukre di pedalaman Amazon.

Ia meninggal dunia pada usia 65 tahun di salah satu rumah sakit di Redencao, Brasil. Kabar wafatnya Paiakan diumumkan pendiri komunitas lingkungan Planet Amazon, Gert-Peter Bruch.

“Sepanjang hidupnya dia bekerja untuk membangun aliansi di seluruh dunia, di sekitar masyarakat adat, untuk menyelamatkan Amazon,” kata Bruch.

Paiakan bukan sosok sembarangan. Ia selama ini dikenal bukan hanya sebagai kepala suku Kayapo, melainkan juga seorang aktivis yang aktif mengajak dunia untuk sama-sama menjaga kelestarian Amazon sebagai paru-paru dunia.

Paulinho Paiakan pernah menentang pengrusakan Amazon akibat proyek hidroelektrik Bole Monte pada 1980-an. Namanya mulai diakui internasional.

Belakangan, dia juga aktif menentang aksi Presiden Brasil Jair Bolsonaro untuk membuka hutan Amazon demi pertambangan dan pertanian.

Saat ini, hampir 5.500 orang asli di Brasil di Amazon yang telah terinfeksi virus corona, 287 di antaranya meninggal dunia. Data yang dicatat pemerintah menunjukkan sudah ada 934.769 kasus positif, 45.585 kematian, dan 477.364 pasien sembuh dari Covid-19.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini