Cina Larang Maskapai Terbangkan 737 Max, Indonesia?

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines yang menewaskan seluruh awak penumpangnya pada Minggu 10 Maret kemarin, berimbas pada larangan penerbangan khusus pesawat Boeing 737 Max di Cina. Pemerintah setempat melarang maskapai di negara mereka menerbangkan pesawat Boeing 737 Max.

Larangan tersebut dikeluarkan oleh Badan Penerbangan Sipil Cina (CAAC) untuk seluruh maskapai di negara itu. Tercatat, ada sekitar 60 Boeing 737 Max yang digunakan maskapai Cina saat ini.

Menurut kantor berita Cina, Caijing, informasi itu didapat dari sumber pemerintahan. Belum ada komentar dari CAAC atau Boeing terkait laporan tersebut. Namun menurut laporan Caijing, pada penerbangan berikutnya maskapai Cina sementara akan menggunakan 737-800.

Menurut data situs pelacak penerbangan FlightRadar24 tidak ada maskapai Cina yang menggunakan Boeing 737 Max 8 pada jadwal Senin pekan ini.

FlightRadar24 juga mencatat penerbangan 15 jet Boeing 737 Max 8 terakhir di Cina mendarat pada Minggu malam. Belum ada jadwal penerbangan lainnya menggunakan pesawat ini.

Diberitakan sebelumnya, pesawat Ethiopian Airlines ET302 jatuh di Kota Bishoftu, Ethiopia, enam menit setelah lepas landas dari Bandara Bole, Addis Ababa. Seluruh 149 penumpang dan delapan awak kabin tewas dalam peristiwa itu.

Ini adalah tragedi kedua yang melibatkan Boeing 737 Max.

Sebelumnya Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada Oktober 2018 juga menggunakan pesawat ini. Peristiwa itu menyebabkan 189 penumpang dan awak tewas.

Pengamat penerbangan Alvin Lie menyusul jatuhnya Ethiopian Airlines telah meminta Kementerian Perhubungan bersikap tegas kepada Boeing menyusul kecelakaan kedua 737 Max ini.

“Kemenhub perlu mencermati kecelakaan ini dan tidak ragu larang terbang sementara semua Boeing 737 Max 8 di Indonesia, demi mencegah terjadinya kecelakaan lagi,” kata Alvin.

Berita Terbaru

Pilkada Serentak Tinggal Menunggu Hari, Pengamat Politik Ingatkan 12 Kerawanan Ini

Penyelenggaraan Pilkada serentak pada 27 November mendatang mendapat sambutan positif, terutama dalam hal efisiensi biaya dan penyelarasan pembangunan. Menurut Yance...
- Advertisement -

Baca berita yang ini