MATA INDONESIA, SHANGHAI – Hujan deras di provinsi Sichuan, barat daya Cina, menbuat wilayah tersebut dilanda banjir. Pemerintah setempat melaporkan, lebih dari 80 ribu warga harus dievakuasi.
Ketinggian air di sungai-sungai besar di provinsi itu berada di atas tingkat peringatan menyusul hujan deras sejak Jumat hingga Minggu pekan lalu. Satu waduk di Kota Dazhou melebihi batas banjir sebesar 2,2 meter, menurut Kantor Berita resmi Cina.
Sementara lebih dari 440 ribu warga dilaporkan kini telah terkena dampak banjir di enam kota di seluruh provinsi tersebut. Penyiar CCTV pemerintah mengatakan, pada Sabtu (7/8), hujan lebat di Sichuan menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 38,57 juta USD, dengan 45 rumah dilaporkan hancur dan 118 rumah lainnya rusak parah.
Cina secara rutin dilanda hujan lebat selama musim panas, tetapi para ahli telah memperingatkan bahwa sekarang harus meningkatkan ketahanan kota-kotanya karena cuaca ekstrem menjadi lebih sering terjadi.
Pejabat cuaca Cina mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa kenaikan suhu telah meningkatkan kemungkinan hujan lebat di seluruh dunia. Dan dampaknya di Cina akan semakin buruk di tahun-tahun mendatang.
“Peristiwa ekstrem seperti suhu tinggi dan curah hujan deras telah meningkat dan tingkat risiko iklim di Cina kian meningkat,” kata Chao Qingchen, wakil direktur Pusat Iklim Nasional, sebuah lembaga pemikir negara, melansir Reuters, Senin, 9 Agustus 2021.
“Suhu dan curah hujan yang lebih tinggi membuat sumber daya air Cina menjadi lebih rentan, dan memperingatkan bahwa cuaca ekstrem juga merupakan ancaman yang lebih besar bagi pembangunan ekonomi,” sambungnya.
Bulan lalu, provinsi Henan di China tengah mengalami badai hujan terburuk dalam sejarah, dengan 19 stasiun pemantau cuaca negara bagian mencatat curah hujan harian tertinggi yang pernah ada.
Banjir tersebut menewaskan lebih dari 300 orang. Di mana sebagian besar di ibu kota provinsi Zhengzhou, yang mengalami curah hujan hampir satu tahun hanya dalam satu hari, kata biro cuaca China.
Pada Juli, Provinsi Henan dilanda banjir parah. Pemerintah provinsi Henan mengatakan, sebanyak 302 orang tewas dan 50 masih hilang.
Sebagian besar korban berada di Zhengzhou – ibu kota provinsi, di mana sebanyak 292 jiwa meninggal dan 47 orang lainnya masih hilang. Sementara 10 orang tewas di tiga kota lain, kata para pejabat pada konferensi pers di Zhengzhou.