MATA INDONESIA, YOGYAKARTA – Indonesia dan Cina mengadakan kemitraan lembaga penelitian sebagai bentuk Think-Tank Diplomacy.
Strategi diplomasi tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah Tiongkok untuk memperkuat sistem disiplin,akademik, dan wacana. Hal tersebut menjadi media untuk memproyeksikan dan mempertahankan citra positif Tiongkok di seluruh dunia.
Cina terlibat think-tank dengan Indonesia melalui Network of ASEAN-Ciina Think Tanks (NACT) yang termasuk sebagai anggota 10 think-tank Asia Tenggara.
Tujuan NACT adalah untuk mengkontribusikan karya ilmiah untuk kemitraan strategis Tiongkok-ASEAN.
Lembaga koordinator think-tank Cina di Indonesia berada di Pusat Studi ASEAN Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Melansir dari The Diplomat, kegiatan think-tank tersebut mendapatkan dana dari pemerintah Cina. Alokasi dana tersebut untuk partisipasi stafnya dalam kursus singkat dan lokakarya di Cina.
Selanjutnya ada The Habibie Center,Center for Chinese Studies, dan Center for Strategic and International Studies (CSIS) yang juga merupakan mitra think tank Cina.
CSIS menerima dana dari Cina untuk melakukan penelitian perikanan dan perdamaian di Laut Cina Selatan.
Ambisi Cina dalam membangun think tank di Indonesia adalah untuk strategi dalam meningkatkan citra positif Cina,terutama dalam hal kebijakan politik dan ekonomi di ASEAN.
Dalam pandangan Cina, think tank dapat menjadi platform yang penting untuk menampung aspirasi publik di Indonesia. Melalui pendanaan, kegiatan bersama, dan publikasi bersama, Cina berharap dapat melengkapi pendidikan, media, dan diplomasi di Indonesia.