Cina Bakal Larang Kendaraan Mesin Konvensional, Indonesia Kapan?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kendaraan ramah lingkungan benar-benar jadi pilihan banyak negara di masa depan. Salah satunya adalah Cina.

Pemerintah Cina berencana menggalakkan penggunaan kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) pada 2035 mendatang, dan melarang total penjualan serta pemakaian kendaraan Internal Combustion Engine (ICE) konvensional.

Mengutip Electrive, Senin 2 November 2020, kebijakan Cina ini merupakan rangkaian program yang tercakup dalam ‘Energy-saving and New Energy Vehicle Technology Roadmap 2.0’.

Roadmap itu disusun oleh Kementerian Industri dan Teknologi Informasi Cina yang didukung oleh ribuan ahli dari Society of Automotive Engineers (SAE).

Cina berambisi menjadi negara percontohan untuk penggunaan kendaraan ramah lingkungan. Jalanan di Negeri Tirai Bambu itu diproyeksikan untuk dipenuhi kendaraan hybrid, fuell cell, maupun EV berbasis baterai.

Dengan penekanan pada pemakaian kendaraan ramah lingkungan, Cina berharap roadmap tersebut bisa menekan emisi hingga 20 persen di tahun 2035.

Saat ini, porsi kendaraan ramah lingkungan di Cina menyumbang porsi sekitar 5 persen. Mayoritas, kendaraan ramah lingkungan itu merupakan EV yang menggunakan baterai sebagai satu-satunya sumber energi.

Selain Cina, Selandia Baru pun jadi salah satu negara yang juga memberikan perhatian terhadap kendaraan ramah lingkungan.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern bahkan mengganti mobil dinasnya dengan kendaraan listrik. Ia ingin memberi contoh pemakaian kendaraan yang dapat menyalamatkan bumi.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini