Ciliwung Tercemar Limbah Berbahaya, Buangnya Gampang Dampaknya Berat

Baca Juga

MATA INDONESIA, BOGOR – Sampah masih menjadi permasalahan di Indonesia. Salah satunya sampah yang berada di sungai. Berbagai macam bentuk sampah pun ditemukan dari plastik hingga bahan beracun dan berbahaya (B3).

Menurut Badan Statistik Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2018, tercatat pada tahun 2016 jumlah timbulan sampah di Indonesia mencapai 65.200.000 ton per tahun dengan penduduk sebanyak 261.115. 456 orang.

Dari Biro Sensus Amerika Serikat jumlah warga negara Indonesia pada tahun 2017 naik menjadi 264 juta jiwa. Peningkatan jumlah ini justru dikhawatirkan akan lebih banyak lagi sampah yang diproduksi oleh manusia setiap harinya.

Jenis dan bentuk sampah yang berkeliaran di darat maupun di aliran sungai atau laut juga semakin beragam. Mulai dari sampah rumah tangga hingga sampah yang dihasilkan oleh pabrik.

Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) sering menemukan berbagai macam sampah, “Biasanya sampah plastik, kayu, kain, kawat, tadi kita nemu karpet dan botol yang isinya air seni,” ungkap Adel salah satu anggota KPC kepada Minews pada tanggal 21 Desember 2019.

Tidak hanya itu, sampah seperti spring bed yang berukuran besar pun pernah mereka temui. Tapi yang tidak terpikirkan oleh mereka ialah adanya sampah jenis B3 di aliran sungai.

“Kalau satu ditemukan dalam kurun waktu tertentu saja masih dimaklumi. Ini beberapa kali ditemukan saat kami lakukan aksi bersih sungai,” kata Suparno aktivis lingkungan sungai Ciliwung.

Pada laman Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, menjelaskan kasus dampak buruk pengelolaan limbah B3 tanpa izin. Dampaknya ialah penyakit yang ditimbulkan beragam, mulai dari infeksi kulit hingga kelenjar leher. (Anita Rahim)

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini