MINEWS, JAKARTA-Festival musik, Synchronize 2019 sukses digelar di Jakarta. Banyak penyanyi papan atas ambil bagian di dalamnya salah satunya, composer Erwin Gutawa yang paling ditunggu.
Pasalnya, dalam penampilannya ia menghadirkan sosok seorang legenda musik Indonesia Chrisye. Benar saja, suasana haru dan kerinduan akan penyanyi legendaris yang telah tiada itu langsung terasa.
Meski telah belasan tahun meninggal dunia, namun karya-karyanya masih dikenang dan diperdengarkan hingga kini. Penampilan dibuka dengan paduan suara menyanyikan ‘Lilin Lilin Kecil’. Setelahnya, dari layar, video klip ‘Semusim’ diputar.
“Selamat malam, senang bisa bersama kalian semua di sini bersama sahabat saya Erwin Gutawa. Siapa nyanyi?” kata Chrisye. Riuh suara penonton yang menyambut sapaannya.
Sejumlah lagu pun dibawakan malam hari itu, sebut saja ‘Aku Cinta Dia’ , ‘Nona Lisa’, ‘Huru Hara’ dan ‘Anak Sekolah’. Suara Chrisye kembali terdengar. Tiap kali suaranya diputar, daya magisnya terasa hadir.
“Karena cinta kita ada di sini, hadirin, semua ada, terima kasih atas cinta. Biasanya kalo saya menyanyikan lagu ini orang bernyanyi lantang, biasanya lebih lantang dari biasanya,” ujarnya.
Erwin Gutawa ercerita mengenai ‘Kidung Abadi’. Lagu tersebut merupakan lagu yang diciptakan Erwin Gutawa bersama Gita Gutawa pada 2012, lima tahun setelah Chrisye berpulang.
Erwin mengatakan, lagu itu terdiri dari penggabungan 246 suku kata dari master suara asli Chrisye pada lagu-lagunya.
“Lagu ini bentuk penyesalan karena selama 10 tahun saya menjadi music arranger-nya saya belum pernah menciptakan lagu untuknya. Tapi saya ingin lagu saya tetep dinyanyikan Chrisye,” katanya.
‘Pergilah Kasih’ menjadi lagu penutup dari penampilan Chrisye malam hari itu. Suara Chriye kembali terdengar, “Terima kasih untuk anda anda semua, terima kasih sekali,” ujarnya.
Sebuah video yang menampilkan penampilan Chrisye menutup panggung tersebut. Erwin Gutawa beserta paduan suara dan tim pemusiknya melambaikan tangan ke arah layar yang memutar siluet sang legenda.