Cerita “Tiga Pahlawan” di Balik Penembakan di Wina

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tiga pria mendapat pujian karena perannya membantu petugas kepolisian dan seorang wanita tua saat terjadi serangan penembakan di pusat Kota Wina, Austria. Sebagaimana diketahui, sejumlah pria bersenjata membabi buta melepaskan peluru di enam titik berbeda.

Ialah Recep Gultekin yang harus mendapat tembakan di kaki saat membantu seorang wanita bersama temannya, Mikail Ozen. Mereka juga membawa seorang petugas polisi yang terluka ke tempat aman setelah seorang pria Palestina, Osama Joda memberi pertolongan pertama.

Setidaknya lima orang tewas, termasuk seorang pelaku penyerangan dan 22 orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka saat penembakan terjadi di seberang Sinagog atau tempat ibadah umat Yahudi di ibukota Austria.

Osama Joda baru berusia 23 tahun dan bekerja di McDonalds terdekat. Kepada surat kabar lokal Kurier mengatakan, ia tengah membawa barang-barang ke tempatnya bekerja ketika para penyerang mulai menembaki orang-orang yang lewat.

“Saya menariknya ke belakang bangku beton dan mencoba menghentikan pendarahan. Ada darah di mana-mana,” kata Osama Joda, melansir Reuters, Rabu, 4 November 2020.

Para pelaku kemudian melarikan diri setelah para polisi datang ke lokasi kejadian. Joda kemudian membantu menyeret petugas polisi yang terkena tembakan ke ambulans terdekat. Dia dibantu Ozen dan Gultekin, yang keduanya merupakan keturunan Turki.

“Kami langsung tahu apa yang harus dilakukan, tidak ada pilihan lain selain membantu. Austria adalah rumah kami. Kami akan membantu kapan saja kami dibutuhkan,” sambungnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini