Cara Garuda Rawat Pesawat yang Nganggur Selama Pandemi Corona

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Roda bisnis maskapai penerbangan Garuda Indonesia ikut terdampak wabah corona (COVID-19). Perusahaan penerbangan plat merah ini pun terpaksa mengandangkan (grounded) sekitar 70 persen pesawat miliknya.

“Kami banyak melakukan grounded pesawat karena memang trafik penerbangan berkurang, sehingga pesawatnya kita istirahatkan,” kata Direktur Teknik Garuda Indonesia Rahmat Hanafi dalam postingan instagram @garuda.indonesia, yang dikutip Mata Indonesia pada Senin 25 Mei 2020.

Pesawat-pesawat yang nganggur ini juga dicek dan dirawat secara berkala. Tujuannya agar kondisinya tetap prima dan siap digunakan, saat kondisi kembali normal.

Kata Rahmat, para teknisi dari GMF AeroAsia bekerja siang dan malam merawat pesawat di darat melalui prolog inspection sesuai manual perawatan masing-masing pesawat.

View this post on Instagram

Saat ini hampir 70% pesawat kami 'beristirahat' di darat. Menjaga keadaannya agar tetap prima dan memastikan ketika tiba waktunya mereka untuk terbang kembali tetap memenuhi kelaikan udara adalah prioritas kami. Para teknisi kami dari @gmfaeroasia bekerja siang dan malam merawat mereka di darat melalui Prolong Inspection sesuai manual perawatan masing-masing pesawat. Salam dari pesawat kami untuk Anda, sampai berjumpa kembali di udara 🙂 . ———— Currently almost 70% of our aircraft are 'resting' on the ground. Keeping its first-rate conditions and ensuring that when the time comes they will be ready to fly again and still meet the airworthiness is our main priorities. Our technicians at @gmfaeroasia are working around the clock taking care of them on the ground with Prolong Inspection based on each aircraft maintenance manual. Greetings from our planes to you, see you later in the sky 🙂 #GarudaIndonesia #CovidSafe #BecauseYouMatter

A post shared by Garuda Indonesia (@garuda.indonesia) on

Perawatan dilakukan dalam beberapa tahapan seperti menutup bagian depan mesin (inlet) dan bagian belakang exhause agar tidak ada partikel yang masuk ke dalam mesin.

Di dalam kabin, pengerjaan perawatan meliputi pembersihan kabin, lavatory, penyemprotan disinfektan dan pembersihan kursi dan bantal kursi. Penutup atau sarung kursi juga dicopot untuk dibersihkan, disimpan, agar ketika akan digunakan tetap dalam kondisi bagus.

“Saat dalam perawatan selama 14 hari biasanya pintu pesawat yang diistirahatkan tersebut dibuka agar ada udara mengalir ke seluruh bagian kabin,” ujar Rahmat.

Kemudian, saat pesawat akan digunakan kembali, maka dilakukan persiapan untuk terbang. Biasanya pesawat diambil dari garasi 2 atau 3 hari sebelumnya. Tujuannya untuk memastikan semuanya baik mulai dari mesin, sistem kabin siap untuk dioperasikan.

“Jadi, kita bisa terbang dalam kondisi aman, nyaman serta sehat,” kata Rahmat.

Sebagai informasi, Garuda Indonesia saat ini memiliki total 142 pesawat yang terdiri atas Boeing 777-300ER, Boeing 737-800NG, Airbus A330-200, Airbus A330-300, Airbus A330-900neo, CRJ1000 NextGen, dan ATR 72-600, dengan usia rata-rata armada 6,62 tahun.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

BUMN Karya Pastikan Pembangunan IKN Berjalan Sesuai Target

Jakarta - Sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya memastikan proyek pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini