Cangkang Kelapa Sawit Mulai Dilirik PLN untuk Gantikan Batu Bara

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Cangkang kelapa sawit saat ini mulai dilirik oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero sebagai bahan baku pengganti batu bara.

Melalui anak usahanya PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), berhasil melakukan uji coba penggunaan 100 persen biomassa cangkang kelapa sawit untuk bahan baku pengganti batu bara (co-firing) di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 2×7 megawatt (MW) Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.

Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo mengatakan penggunaan hingga 100 persen biomassa dalam uji coba High Co-Firing (HCR) itu merupakan yang pertama di Indonesia, sekaligus sebagai jawaban masa depan energi bersih di Tanah Air.

“Hasil uji coba telah menunjukkan hasil positif,” katanya .

PLN, kata Darmawan, akan terus mengoptimalisasi penerapan co firing hingga mencapai kapasitas 1,8 gigawatt.

Dan dari target 52 lokasi tahap implementasi pada 2025, cofiring biomassa telah diimplementasikan di 31 Lokasi, dengan pemanfaatan 175 ribu ton biomassa.

Capaian itu, menghasilkan produksi 185 giga watt hour (GWh) energi bersih, dengan penurunan 184 ribu ton CO2.

“Akselerasi program firing biomassa itu menjadi bukti nyata keseriusan PLN dalam mendukung pemerintah menekan emisi karbon di Tanah Air untuk mencapai target carbon neutral pada 2060,” katanya.

Sementara itu, Direktur Operasi 1 PT PJB Yossy Noval mengatakan, pengujian 100 persen biomassa firing di PLTU Tembilahan dilaksanakan secara bertahap sesuai prosedur yang direncanakan.

Tahap awal dimulai dari 25 persen penggunaan biomassa sebagai bahan bakar pengganti pada Minggu 12 Juni 2022 , hingga selesai 100 persen firing biomassa pada Rabu 15 Juni 2022.

“Berdasarkan evaluasi bersama, didapatkan hasil pemantauan teknis yang menunjukkan parameter operasi masih dalam batasan normal, beban 7 MW dapat dijaga dengan stabil, dan tidak terjadi load derating hingga maksimum 100 persen biomassa,” katanya.

Dari aspek lingkungan, kata Yossy, cangkang kelapa sawit memiliki kadar sulfur yang lebih rendah dari batu bara sehingga emisi yg dihasilkan menunjukkan penurunan.

Adapun cangkang yang digunakan berasal dari limbah perkebunan, rendah abu dan termasuk sebagai karbon netral, sehingga akan berimbas kepada lingkungan yang lebih baik.

“Keberhasilan ini menjadi buah dari serangkaian studi yang dilakukan PJB terkait co-firing sejak 2019,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Danantara Diharapkan Mampu Jadi Kekuatan Baru Ekonomi Indonesia

Oleh : Andi Mahesa )* Perekonomian Indonesia saat ini tengah memasuki era transformasi yang penuh tantangan, namun juga sarat dengan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini