MATA INDONESIA, YOGYA-Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan presidensi G20 tahun 2022 sejak Januari hingga November 2022. Salah satu provinsi yang kedapatan wilayah disinggahi adalah Yogyakarta. Nah seperti apa persiapan dari pemda DIY untuk menghadapi Presidensi G20 ini?
Kepala Dinas Perizinan dan Penanaman Modal DIY Agus Priyono mengatakan secara keseluruhan ada 150 pertemuan selama setahun ini, namun untuk Yogya sendiri sekitar 10 persen.
“Tapi ini belum angka pasti karena masih diajukan ke Kemenko Perekonomian, dan kemungkinan DIY akan ditambah menjadi 21,” katanya.
Untuk pertemuan yang dilakukan saat masa pandemi masih bermacam-macam, bisa offline, hybrid, dan online tergantung dari perkembangan Covid di DIY.
Sebenarnya kata dia tanggal 3- 4 Februari 2022 ada agenda pertemuan di DIY, namun urung dilaksanakan karena situasi tidak memungkinkan dan akhirnya dipindahkan ke Jakarta.
Nah, rencananya 16 sampai 18 Maret 2022 akan dilaksanakan Working Group and Education, yang kemungkinan akan menggunakan kawasan Candi Prambanan, agar ada nuansa khusus. tapi semua ini masih bisa berubah tergantung situasi pandemi tersebut.
Lebih lanjut ia mengatakan pertemuan akan terbagi menjadi dua yaitu, Pertemuan terkait keuangan (Financial, Investasi, dll) dan Pertemuan Ekonomi tidak terkait keuangan (Layanan pembangunan, lingkungan hidup, dll) dan diperkirakan yang hadir sekitar 20.000 investor dunia.
Dalam penyelenggaraan pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk bantu mempromosikan event ini agar masyarakat Yogyakarta khususnya mengetahui agenda ini seperti pemasangan videotron, umbul-umbul, dll.
“Untuk tempat belum ditentukan secara fix, semuanya baru dalam tahap survey karena masih menunggu perkembangan dari pusat. beberapa hotel yang berpotensi untuk dijadikan tempat penyelenggaraan event ini yaitu, Hotel Ambarukmo, Tentrem Hotel, Grand Hyatt Yogyakarta, JW Marriott Yogyakarta,” katanya.
Dirinya berharap dengan gelaran G20 dapat memberikan dampak ekonomi kepada DIY, baik dari sisi Pariwisata, Perdagangan, Investasi, dan UMKM.
Reporter: Muhammad Fauzul Abrar