MATA INDONESIA, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ata dolar AS diramalkan akan melanjutkan penguatan terbatas di awal pekan, 3 Februari 2020.
Jumat lalu, rupiah ditutup pada posisi Rp13.655 per dolar AS atau menguat tipis sebesar 0,01 persen.
Direktur TRFX Garuda Berjangka memprediksi trend serupa akan berlanjut bagi rupiah di kisaran Rp 13.583 hingga Rp 13.690 per dolar AS.
Ia mengatakan, laju rupiah akan dibayangi oleh sejumlah sentimen dari luar di antaranya sebagai berikut.
Pertama, soal virus corona. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, Cina bisa “membalikkan arus” dan mengendalikan wabah virus corona.
Kedua, soal Produk domestik bruto AS. Jumlahnya meningkat pada kecepatan 2,1 persen pada kuartal keempat tahun 2019. Tetapi pertumbuhan itu tak sejalan dengan jatuhnya impor dan penjualan domestik swasta di akhir tahun. “Hanya 1,4 persen pada kuartal tersebut, tingkat paling lambat dalam empat tahun,” ujar Ibrahim.
Ketiga, soal suku Bungan acuan Bank of England (BoE). Pusat bank Inggris ini mempertahankan suku bunga acuannya di 0,75 persen.
Keempat, soal data PMI manufaktur dan PMI non-manufaktur Cina untuk bulan Januari 2020. Jumlahnya berada di level 50. ‘Hal ini sesuai dengan ekspektasi para analis. Artinya aktivitas manufaktur di posisi netral, tak terkontraksi maupun tak berekspansi,” kata Ibrahim.