Bukan Uang, Pemerintah Taliban Bayar Pekerja dengan Gandum

Baca Juga

MATA INDONESIA, KABUL –  Pemerintah Taliban meluncurkan program untuk mengatasi kelaparan dengan memberikan ribuan warga Afghanistan gandum sebagai upah atau imbalan tenaga kerja.

Skema tersebut akan diluncurkan di sekitar kota-kota besar Afghanistan dan mempekerjakan 40 ribu warga di ibukota saja, kata juru bicara kepala Taliban, Zabihullah Mujahid pada konferensi pers di Kabul selatan.

“Ini adalah langkah penting untuk memerangi pengangguran,” kata Zabihullah Mujahid, seraya menambahkan para buruh harus bekerja keras, melansir NDTV, Senin, 25 Oktober 2021.

Afghanistan – yang sudah menderita kemiskinan, kekeringan, pemadaman listrik, serta krisis ekonomi, kini menghadapi awal dari apa yang mungkin menjadi musim dingin yang berat.

Skema food-for-work Taliban tidak akan membayar pekerja, melainkan menargetkan warga yang saat ini menganggur dan paling berisiko kelaparan selama musim dingin.

Sebanyak 11.600 ton gandum didistribusikan di ibukota Afghanistan, dengan sekitar 55.000 ton untuk dialokasikan ke kota lain, termasuk Herat, Jalalabad, Kandahar, Mazar-i-Sharif, dan Pol-i-Khomri.

Pekerjaan untuk buruh di Kabul akan mencakup penggalian saluran air dan teras resapan salju di perbukitan untuk memerangi kekeringan.

Mujahid dan pejabat senior lainnya, termasuk Menteri Pertanian, Abdul Rahman Rashid dan Walikota Kabul, Hamdullah Nomani, memotong pita merah muda dan menggali parit kecil pada sebuah upacara di daerah pedesaan Rish Khor di ibukota untuk meluncurkan program tersebut.

Taliban mengejutkan banyak pihak karena berhasil mengusai wilayah Ibu Kota Kabul dan menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan pada Minggu (15/8). Ini terbilang singkat karena hanya sekitar tiga bulan sejak pertama kali Taliban melancarkan serangan.

Taliban mulai mengintensifkan serangan setelah AS dan NATO memutuskan untuk menarik pasukan setelah 20 tahun berperang pada 4 Mei. Saat itu, mereka melancarkan serangan besar-besaran pertama di Provinsi Helmand dan enam kawasan lain. Beberapa hari kemudian, mereka berhasil merebut distrik Nerkh dekat Kabul.

Pada Juni, Taliban melancarkan gempuran di wilayah utara, jauh dari daerah kekuasaan mereka di selatan. Pada akhir bulan, mereka menguasai sekitar 50 dari total 370 distrik di kawasan utara Afghanistan.

Sementara di sepanjang Juli, Taliban terus menggencarkan serangan. Berdasarkan keterangan militer AS, Taliban berhasil merebut nyaris setengah dari keseluruhan distrik di Afghanistan. Saat itu, banyak pasukan Afghanistan justru kabur ketika Taliban datang.

Memasuki Bulan Agustus, Taliban berhasil merebut ibu kota provinsi pertama, yaitu Zaranj. Pada hari berikutnya, Taliban hingga merebut Kota Kunduz di utara. Puncaknya pada 15 Agustus, di mana akhirnya sukses menguasai ibu kota, sekaligus membuat Presiden Ashraf Ghanis melarikan diri ke Uni Emirat Arab dengan dalih demi menghindari pertumpahan darah.

Resmi menguasai Afghanistan, Taliban memilih Mullah Mohammad Hassan Akhund sebagai pemimpin baru Afghanistan, ia dikenal dekat dengan salah satu pendiri Taliban, Mullah Omar. Kemudian Mullah Abdul Ghani Baradar menempati posisi wakil Perdana Menteri bersama Abdul Salam Hanafi, anggota badan politik yang bermarkas di Qatar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Survei Elektabilitas Bakal Calon Walkot Jogja yang Bertarung di Pilkada 2024, Sosok Ini Mendominasi

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menjelang Pilkada 2024 di DIY, sejumlah lembaga survei sudah bergeliat menunjukkan elektabilitas para bakal calon Wali Kota dan juga Bupati. Termasuk lembaga riset Muda Bicara ID yang ikut menunjukkan hasil surveinya. Lembaga yang diinisiasi oleh kelompok muda ini mengungkap preferensi masyarakat Kota Jogja dalam pemilihan Wali Kota Jogja 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini