MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Sempat mendapatkan penolakan, regulator kesehatan Brasil akhirnya memberikan izin darurat untuk dua vaksin virus corona. Regulator Anvisa menyetujui vaksin buatan perusahaan farmasi Cina, Sinovac Biotech dan AstraZeneca buatan Inggris.
Hingga saat ini, Negeri Samba telah melaporkan 8,456,704 kasus virus corona dengan angka kematian 209,350. Angka ini menjadikan Brasil sebagai negara ketiga dengan jumlah kasus tertinggi di dunia dan kedua tertinggi untuk angka kematian.
Jajaran direksi Anvisa dengan suara bulat menyetujui kedua vaksi tersebut usai dua jam bermusyawarah. Beberapa menit usai pemungutan suara, Monica Calazans, seorang perawat berusia 54 tahun di Sao Paolo menjadi orang pertama di Brasil yang mendapat suntikan vaksinasi virus corona, buatan Cina, CoronaVac.
Menteri Kesehatan, Eduardo Pazuello dalam konferensi pers mengatakan, pemerintah Brasil akan mulai mendistribusikan vaksin ke negara bagian pada Senin (18/1) pagi waktu setempat. Sehingga Brasil nantinya dapat melakukan vaksinasi 1 juta warganya per hari.
Yang menambah urgensi adalah fakta bahwa varian COVID-19 baru ditemukan di Brasil pekan ini. Varian tersebut memiliki beberapa karakteristik yagn saa dengan yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan, yang diyakini para ilmuran lebih mudah menular tetapi tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Pandemi virus corona di Brasil, tentu saja menyebabkan efek domino, salah satunya adalah kelangkaan oksigen. Negara bagian Brasil, Amazonas bahkan harus mendapatkan sumbangan oksigen dari Venezuela, akibat tingginya kasus virus corona di wilayah itu.
Tak sedikit pasien yang positif terinfeksi virus corona dan menggunakan ventilator mengalami sekarat, hingga mati lemas di rumah sakit di kota Amazonas.
“Ini situasi yang sangat dramatis. Banyak orang mengantre untuk mendapatkan tangki oksigen dan mereka masih antre di depan rumah sakit karena mereka tidak dapat masuk untuk melihat orang yang mereka cintai,” Monica Yanakiew dari Al Jazeera, melaporkan kondisi di Manaus –kota di Amazonas, Brasil.