Bogor Bakal Bangun Wisata Peradaban Islam Seluas Dua Hektare

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Kabar gembira bagi warga Kabupaten Bogor. Rencananya, Yayasan Pesona Peradaban Islam bakal membangun tempat wisata peradaban Islam pertama di Indonesia.

Mereka bakal menggunakan konsep miniatur tiga masjid istimewa yaitu Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjid Al-Aqsho yang ada di hadist Rasulullah SAW.

CEO Yayasan Pesona Peradaban Islam Danny Ibrahim mengatakan konsep dari Wisata Peradaban Islam juga menjadi tempat alternatif kerinduan umat Islam akan pengalaman serta keinginan untuk umrah dan ibadah haji.

Selain itu, Danny mengatakan dipilihnya tiga masjid istimewa ini sebagai langkah untuk menyambut kebangkitan agama Islam, serta membuat tempat pusat pengkajian Islam.

Bangunan miniatur pertama yang dibangun yaitu Masjidil Haram sebagai bangunan gerbang. “Bangunan ini merupakan bangunan yang akan menjadi destinasi wisata rohani para masyarakat yang rindu akan Baitullah,” ujarnya.

Kendati bangunan berlantai dua miniatur tersebut menjadi tempat kenangan para jamaah yang pernah umrah dan haji, ada miniatur Ka’bah untuk latihan manasik, dan lain-lain.

Secara khusus Danny menerangkan di lantai dua miniatur Masjidil Haram akan dibangun perpustakaan empat mahzab populer di dunia Islam yaitu mahzab Hambali, mahzab Hanafi, mahzab Maliki, dan mahzab Syafi’i.

Selain itu, di area miniatur Masjidil Haram dibangunkan mirip rumah istri Rasulullah. “Di pinggiran area Masjidil Haram akan ditemui bangunan mirip rumah istri Rasulullah yang pertama yaitu Siti Khadijah,” katanya.

Ia menegaskan pengunjung akan dimanjakan nantinya dengan suasana Mekkah di miniatur Masjidil Haram. “Di area Masjidil Haram dibangun kuliner khas makanan dan suvenir ala Mekkah. Selain itu area Masjidil Haram didesain untuk berjalan kaki dan bebas dari kendaraan bermotor,” katanya.

Kemudian miniatur kedua adalah Masjid Nabawi dengan payung kanopi khasnya. “Bangunan ini difungsikan untuk area foto-foto dan rekreasi. Bangunan bagian dalam akan digunakan untuk seminar atau resepsi pernikahan,” ujarnya.

Lanjutnya, yang tidak direplikasi atau dibuat ulang dalam miniatur Masjid Nabawi yaitu Raudhah dan Makam Rasulallah. “Bagi kami itu sangat suci,” katanya. Kemudian miniatur ketiga Masjid Al-Aqsho dibangun untuk menjadi simbol rakyat Palestina.

“Nanti pengunjung dapat sholat di Masjid Al-Aqsho. Selain itu pengunjung dapat berdoa, khususnya bagi Palestina agar segera terbebas dari Zioni Israel,” ujarnya.

Selain itu, di miniatur Masjid Al-Aqsho juga menjadi tempat kajian dan akad nikah. Proyek wisata peradaban Islam dibangun di atas lahan seluas dua hektare di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dengan total anggaran sebesar Rp 66 miliar

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Judi Daring Ancam Ekonomi Keluarga: Saatnya Literasi dan Kolaborasi Jadi Senjata

Oleh: Ratna Soemirat* Fenomena judi daring (online) kini menjadi salah satu ancaman paling serius terhadap stabilitassosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Di tengah kemajuan teknologi digital yang membawakemudahan hidup, muncul sisi gelap yang perlahan menggerogoti ketahanan keluarga dan moral generasi muda. Dengan hanya bermodalkan ponsel pintar dan akses internet, siapa pun kini bisaterjerumus dalam praktik perjudian digital yang masif, sistematis, dan sulit diawasi. Pakar Ekonomi Syariah dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Satria Utama, menilai bahwa judi daring memiliki daya rusak yang jauh lebih besar dibandingkan bentukperjudian konvensional. Menurutnya, sasaran utama dari perjudian daring justru kelompokmasyarakat yang secara ekonomi tergolong rentan. Dampaknya langsung terlihat pada polakonsumsi rumah tangga yang mulai bergeser secara drastis. Banyak keluarga yang awalnyamampu mengatur pengeluaran dengan baik, kini harus kehilangan kendali keuangan karenasebagian besar pendapatan mereka dialihkan untuk memasang taruhan. Satria menjelaskan, dalam beberapa kasus, bahkan dana bantuan sosial (bansos) yang seharusnyadigunakan untuk kebutuhan pokok keluarga justru dihabiskan untuk berjudi. Hal ini, katanya, bukan lagi sekadar persoalan individu, melainkan ancaman nyata terhadap ketahanan ekonominasional. Ia menegaskan, ketika uang yang seharusnya digunakan untuk makan, biaya sekolahanak, atau keperluan kesehatan malah dipakai untuk berjudi, maka kerusakannya meluas hinggapada tingkat sosial yang lebih besar. Masalah ini juga diperparah dengan munculnya fenomena gali lubang tutup lubang melaluipinjaman online (pinjol). Banyak pelaku judi daring yang akhirnya terjebak utang karena tidakmampu menutup kerugian taruhan. Satria menilai bahwa bunga pinjol yang tinggi justrumemperparah keadaan dan menjerumuskan pelakunya ke dalam lingkaran utang yang sulitdiakhiri. Dalam banyak kasus, kondisi ini menyebabkan kehancuran rumah tangga, konflikkeluarga, hingga perceraian. Efek domino judi daring, katanya, sangat luas dan tidak hanyamerugikan pelakunya saja. Selain aspek ekonomi, Satria juga menyoroti persoalan perilaku konsumsi yang tidak rasional di kalangan masyarakat. Ia menilai bahwa budaya konsumtif yang tinggi membuat masyarakatlebih mudah tergoda dengan janji palsu “cepat kaya” yang ditawarkan oleh situs judi daring. Contohnya, jika seseorang rela mengeluarkan uang untuk rokok meski kebutuhan rumah tanggaterbengkalai, maka godaan berjudi dengan iming-iming hasil instan menjadi semakin kuat. Menurutnya, perubahan pola pikir masyarakat menjadi kunci utama untuk membentengi diri daribahaya ini. Lebih jauh, Satria menegaskan bahwa penanganan judi daring tidak cukup hanya denganpendekatan represif, seperti pemblokiran situs atau razia siber. Ia menilai langkah tersebutmemang penting, tetapi tidak akan menyelesaikan akar masalah tanpa adanya peningkatanliterasi ekonomi dan kesadaran digital masyarakat. “Permintaan terhadap judi daring itu besar, sehingga selama ada permintaan, pasokan akan terus bermunculan,” ujarnya dalam wawancara. Pemerintah, katanya, harus berani menyentuh aspek edukasi publik dengan memperkuat literasidigital, keuangan, dan moral agar masyarakat memiliki ketahanan terhadap jebakan dunia maya. Upaya memperkuat literasi digital dan kesadaran publik kini mulai mendapat perhatian dariberbagai pihak, termasuk dunia akademik. Salah satu contoh nyata datang dari UniversitasLampung (Unila) melalui inovasi bertajuk Gambling Activity Tracing Engine (GATE...
- Advertisement -

Baca berita yang ini