MATA INDONESIA, JAKARTA-Kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang di tangkap di Merauke, Papua ternyata mulai mengembangkan konflik di Papua. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid.
“Dia juga ingin mengembangkan konfliknya itu terkait dengan status teroris yang ada di Papua,” kata Ahmad, Jumat 4 Juni 2021.
Meski begitu, menurut dia, kelompok JAD tidak berkaitan dengan teroris KKB Papua. Sebab, pemahaman keduanya berbeda.
“Tidak mungkin JAD bersatu dengan KKB, karena JAD itu kan Takfiri, mengkafirkan yang tidak sepaham, apalagi yang beda agama, tetapi ingin memanfaatkan konflik supaya lebih besar di sana, kan tujuan teroris ingin membuat teror,” katanya.
Ahmad Nurwakhid mengatakan, kelompok JAD Merauke terafiliasi dengan kelompok JAD Makassar. Mereka ingin mengembangkan sel-selnya di seluruh Indonesia.
“Itu kan sudah ada jaringan yang di Makassar, ada beberapa dulu yang pernah lari dari Lampung itu loh, jadi ingin bersembunyi dan ingin mengembangkan sel sel yang ada di seluruh Indonesia, kemudian dia relatif lebih tercover kalau di Papua, otomatis bisa memperbesar arena konflik,” katanya.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan kelompok terduga teroris di Merauke akan melakukan bom bunuh diri, seperti aksi pasangan suami istri di Makassar. Di antara terduga teroris yang diamankan di Merauke terdapat pasangan suami istri berinisial AP dan IK.
“Semuanya dimungkinkan, artinya semua segala kemungkinan, karena mereka namanya kelompok radikal teroris itu di samping dia ingin memantik, membuat, dan mengembangkan konflik, juga dia melakukan teror,” katanya.