MATA INDONESIA, JAKARTA-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung memprakirakan bahwa wilayah Jawa Barat belum memasuki musim kemarau. Sebagian wilayah yakni tengah dan tenggara masih berpeluang hujan ringan hingga lebat.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan berdasarkan pantauan satelit dan data model yang dimiliki BMKG, beberapa wilayah di Jawa Barat dan Cekungan Bandung masih memiliki tingkat kelembaban Relatif (RH) yang tinggi di kisaran 70-95 persen.
“Kondisi ini menyebabkan terjadinya hujan sedang-lebat dan angin kencang,” ujar Teguh, Jumat, 16 April 2021.
Patut diwaspadai secara umum dari potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Jawa Barat dan Cekungan Bandung, dampak tambahan dari hujan ringan-lebat tersebut yaitu potensi terjadinya banjir dan longsor.
Contohnya di beberapa wilayah Jawa Barat yang memiliki kontur berbukit seperti Garut, Sumedang, Sukabumi Utara, dan Bogor masih berpeluang terjadi longsor walaupun tidak signifikan.
“Untuk menghadapi potensi bencana ini masyarakat diharap selalu waspada terhadap perubahan cuaca yang signifikan, seperti perubahan drastis dari panas ke mendung,” katanya.
Teguh menjelaskan potensi cuaca ekstrem selama periode transisi atau pancaroba di wilayah Jawa Barat secara umum mulai beragam.
Hal ini disebabkan beberapa wilayah di Jawa Barat terutama wilayah Utara sudah mulai memasuki musim kemarau seperti Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, Cirebon wilayah Tengah dan Utara.
“Selain itu beberapa wilayah Bogor, Purwakarta dan Kuningan juga sudah memasuki musim kemarau,” katanya.
Adanya hal itu, Teguh menegaskan potensi terjadinya cuaca ekstrem di wilayah Jawa Barat juga akan berbeda-beda.
Khusus untuk wilayah cekungan Bandung potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat atau bisa juga berupa hujan es disertai petir atau kilat. Ditambah lagi dengan angin kencang atau dapat berupa kejadian angin puting beliung masih berpeluang terjadi hingga akhir bulan ini.