BMKG Catat 81 Kali Gempa dalam Dua Pekan di Bogor, Waspadalah!

Baca Juga

MINEWS, BOGOR – Buat warga Bogor, mulailah waspada. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mencatat adanya 81 kali gempa dalam dua pekan terakhir di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.

Dari 81 kali gempa itu, sebanyak 8 di antaranya dirasakan oleh warga. Pada 19 Agustus 2019 lalu, warga merasakan dua kali, lalu 21 Agustus dirasakan tiga kali, 23 Agustus dua kali dan Sabtu 24 Agustus 2019 terasa sekali sekitar pukul 00.52 WIB dengan kekuatan Magnitudo 2,7.

Guncangan tersebut, menurut BMKG dilaporkan terasa dalam skala intensitas II-II MMI, dengan efek benda-benda ringan yang tergangung akan bergoyang.

Pada skala getaran yang besar, seperti yang terjadi pada Jumat 23 Agustus 2019 pukul 11.10 WIB, beberapa rumah warga sampai rusak. Atap atau genting rumah dilaporkan berjatuhan, termasuk beberapa kasus retakan dinding tembok dan plesternya yang terlepas.

“Rumah yang terdampak tersebar di lima kampung, yakni di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangan resminya, Sabtu 24 Agustus.

Saat ini, kata Rahmat, banyak pertanyaan yang masuk ke BMKG seputar meningkatnya aktivitas gempa. Ia menjelaskan aktivitas gempa ini layak disebut sebagai jenis swarm karena gempa yang terjadi sangat banyak, tetapi tidak ada yang Magnitudo yang sangat menonjol.

Selain itu, rata-rata magnitudo gempanya relatif kecil, kurang dari M 4,0. Klaster sebaran pusat gempa sangat lokal terkosentrasi di barat daya Gunung Salak.

“Di wilayah ini pernah terjadi 9 kali gempa selama periode 2011-2015 dengan magnitudo M 2,0 – M 4,6,” kata Rahmat.

Peta Seismisitas Jawa Barat dan Banten periode 1990-2000 juga tampak adanya klaster gempa yang mencolok di baratdaya Gunung Salak. Ia menganggap aktivitas gempa Klaster Bogor sudah terjadi sejak dulu dan merupakan cerminan berlangsungnya proses pelepasan tegangan pada batuan kulit bumi yang rapuh (brittle) di daerah tersebut.

Dalam beberapa kasus swarm juga, kata Rahmat, dapat terjadi di kawasan gunung api. Sebab swarm dapat terjadi bilamana batuan mengalami akumulasi tegangan berkaitan aktivitas pergerakan dan tekanan magma.

Berita Terbaru

Di Era Pemerintahan Presiden Prabowo, Korban Judol Diberikan Perawatan Intensif di RSCM

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat mengumumankan adanya inisiatif baru dalam upaya menangani dampak sosial dan psikologis...
- Advertisement -

Baca berita yang ini