BIN Sarankan Masyarakat Patuhi Instruksi Pemerintah agar Corona Cepat Berlalu

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kasus pandemi corona (covid-19) di Indonesia tergantung pada pola prilaku masyarakat. Memang saat ini kasusnya sedang tinggi-tingginya, di tengah masa persiapan menuju New Normal.

Hal ini lantas membuat Badan Intelijen Negara (BIN) kembali mengeluarkan data analisis terbaru.

Juru bicara BIN Wawan Purwanto mengatakan, kasus Covid-19 di tanah air masih akan terus bertambah. Hal itu pola prilaku masyarakatnya yang masih belum mematuhi protokol kesehatan.

Kenaikan kasusnya pun terlihat ikut dari hasil rapid test yang dilakukan BIN untuk melihat bagaimana persebaran wabah ini di wilayah di Indonesia.

“Pasca ada Idulfitri kemaren itu juga masih beberapa daerah, saudara-saudara kita masih belum menunjukkan disiplin yang bagus sehingga di sana angka-angkanya (kasus Covid-19) masih keliatan meningkat,” ujarnya dalam tayangan di kanal YouTube tvOneNews, Minggu 7 Juni 2020.

Hal senada juga pernah diungkapkan oleh ahli epidemiologi UI Pandu Riono dalam acara iNews Sore, 9 Mei 2020 lalu. Ia mengatakan, salah satu penyebab kasus corona di Indonesia masih meningkat lantaran masih banyak masyarakat yang tak patuh akan imbauan pemerintah.

“Data-data secara nasional, menggunakan data dari google itu bahwa tidak ada peningkatan kepatuhan masyarakat, data DKI juga demikian,” katanya.

Ia pun mencemaskan jika masyarakat terus membangkang, maka pandemi ini tak akan berhenti dalam waktu dekat.

Untuk itu, masyarakat diharapkan tetap mengikuti instruksi pemerintah untuk menjaga kesehatan, menggunakan masker saat keluar rumah, menjaga jarak dan jangan berkerumun serta rajin mencuci tangan ya.

Seperti diketahui sebelumnya, BIN pernah mengungkapkan sebuah prediksi yang menyebutkan bahwa puncak serangan virus corona di Indonesia bisa terjadi pada bulan Juli 2020 dengan 106 ribu lebih kasus.

Prediksi ini merupakan kajian BIN yang dipaparkan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo dalam rapat virtual dengan Komisi IX DPR, Jakarta, Kamis 2 April 2020 lalu.

Dalam presentasi itu, BIN memproyeksi kasus corona pada akhir Maret sebanyak 1.577 orang dan realitanya 1.528 kasus. Artinya, prediksi tersebut 99 persen akurat.

Lalu, diperkirakan di akhir Juni ada 105.765 kasus, dan akhir Juli atau puncaknya sejumlah 106.287 kasus.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini