MATA INDONESIA, NEW YORK – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa pihaknya tengah memantau varian Covid-19 baru yang dikenal dengan varian Mu.
“Mu”, yang secara ilmiah dikenal sebagai B.1.621, diklasifikasikan oleh WHO sebagai varian yang diminati. Sebagai catatan, varian Mu pertama kali diidentifikasi di Kolombia pada Januari.
“Varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan,” kata WHO dalam pembaruan mingguan Covid-19-nya, melansir Al Arabiya, Rabu, 1 September 2021.
Varian Mu kabarnya mirip dengan varian Beta. Di mana kedua varian ini, menurut WHO, sama-sama menunjukkan pengurangan kapasitas netralisasi serum penyembuhan dan vaksin.
“Meskipun prevalensi global varian Mu di antara kasus berurutan telah menurun dan saat ini di bawah 0,1 persen, prevalensi di Kolombia (39 persen) dan Ekuador (13 persen) secara konsisten meningkat,” sambung WHO.
Berdasarkan laporan, varian Mu memiliki wabah besar di kawasan Amerika Selatan dan Benua Eropa.
Organisasi kesehatan global mengatakan ada kebutuhan untuk studi lebih lanjut guna memahami karakteristik klinis dari varian ini. Bukan rahasia bila varian virus corona telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pakar kesehatan di seluruh dunia.
Dengan varian Delta yang sangat menular dan kemampuannya menyebabkan infeksi di antara beberapa orang yang divaksinasi mendominasi berita utama dalam beberapa bulan terakhir.
Kemudian pada Juni, WHO mengumumkan keberadaan varian baru Covid-19, yakni varian Lambda. Varian ini pertama kali ditemukan di Amerika Selatan dan diberi label sebagai ‘Variant of Interest’ (VOI) oleh WHO.
Sejak saat itu, varian Lambda dilaporkan telah tersebar di 29 negara di seluruh dunia, sebagian besar adalah negara-negara Amerika Latin, termasuk Argentina dan Chili.
Organisasi kesehatan global itu juga telah mengindikasikan bahwa varian Lambda akan dipantau secara ketat dalam hal kekuatan infeksi sebelum ditambahkan ke kelompok variabel yang menjadi perhatian, yang mencakup B.1.1.7 (Alfa), B.1.351 (Beta), P.1 (Gamma), B.1.427 (Epsilon), serta B.1.429 (Epsilon).
Berdasarkan data WHO, setidaknya 193 negara menjadi kawasan penyebaran varian Alpha, 141 negara dengan varian Beta, 91 negara dengan varian Gamma, varian Lambda yang tersebar di 29 negara, serta 170 negara dengan varian Delta – yang pertama teridenfikasi di India.